BOJONEGORO, Radar Bojonegoro– Beberapa desa di Kecamatan Baureno,kini paling terdampak banjir Bengawan Solo, kemarin(18/2). Areal pertanianterendam hingga permukiman di desa-desa beradadi daerah aliran sungai(DAS) Bengawan Solo.
Daerah terdampak meliputi Desa Pucangarum, Kadungrejo, Lebaksari, Tanggungan, dan Kalisari. ‘’Di Desa Kalisari, dua rumah dan satu sekolah dasar (SD) terendam. Tidak sampai masuk rumah, hanya sampai halaman. Sedangkan desa lainnya hanya sampai akses jalan desa,’’ kata Camat Baureno Joko Tri Cahyono.
Joko mengatakan, kemarin dini hari terdapat tanggul jebol di Desa Pucangarum. Sebelumnya, pada Desember juga pernah jebol. ‘’Diolah Februari lalu, masuk program anggaran tahun ini. Dikelola dinas pekerjaan umum sumber daya air (PU SDA). Jebolnya tanggul juga tidak berdampak pada pertanian warga saat ini karena sudah tidak ditanami,” lanjutnya.
Namun, ada beberapa gagal panen. Petani terdapat mulai memanen padi seiring naiknya debit Bengawan Solo. Namun, lainnya juga sudah panen. ‘’Alhamdulillah banyak memiliki kartu petani mandiri (KPM),” ujarnya.
Kepala Desa Kalisari Albarex Chotibul Umam memprediksi air banjir masuk desa sejak Kamis (16/2). Belum mengalami surut hingga kemarin (18/2). ‘’Belum ada tanda-tanda surut. Terlebih sekarang mendung, entah bagaimana kalau turun hujan,” ujarnya.
Dia berharap luapan air Bengawan Solo segera surut agar warga bisa panen padi. Disinggung taksir kerugian, menurut Umam, sapaan akrabnya, mencapai Rp 3 miliar dari sektor petanian. Karena itu, ia berharap pengelola Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, agar mengeluarkan air sedikit demi sedikit. Tidak secara maksimal dikeluarkan satu hari.
Rois warga Desa Kalisari mengatakan, aktivitas masyarakat macet karena banjir. Berharap pemkab memberi bantuan terkait kebutuhan sehari-hari. ‘’Apalagi ini gagal panen. Kanan-kiri jalan ini ada yang kiranya panen seminggu dan sebulan lagi,” keluhnya. (yna/rij)
