23.2 C
Bojonegoro
Friday, June 9, 2023

Kadin Observasi Potensi Porang, Dorong Ada BUMD

- Advertisement -

BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Porang di wilayah selatan mempunyai daya tarik untuk dikembangkan menjadi berbagai olahan. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bojonegoro saat ini melakukan observasi terhadap tanaman umbi-umbian tersebut seiring potensi belum tersentuh maksimal.

“Kami masih observasi pengembangan porang di Desa Klino dan Desa Krondonan karena dua desa tersebut sudah lama menjadi sentra,” kata Kadin Bojonegoro Gatot Rianto Eko Prabowo kemarin (17/1).

Gatot mengatakan, observasi akan memetakan potensi pasar dan kebutuhan petani untuk pengembangan olahan porang. Saat ini petani porang masih menjual porang dalam bentuk umbi segar. Padahal, bisa diolah menjadi berbagai macam olahan meningkatkan nilai jual. “Paling tidak dijual bentuk chip (umbi diiris tipis) dan dikeringkan,” ujar pria asal Kecamatan Gondang tersebut.

Gatot mengantongi beberapa kebutuhan petani, salah satunya mesin pengolahan.  Pihaknya akan menjembatani pemkab dengan petani untuk mengembangkan porang di wilayah selatan. Ada beberapa mekanisme yakni pembentukan badan usaha milik daerah (BUMD) yang dikelola daerah dan masyarakat sekitar. 

“Berharap ke depan bisa menjadi jalan membuka lapangan kerja baru,” ungkapnya.

- Advertisement -

Hal itu merupakan salah satu upaya mengatasi harga porang tidak menentu. Sebab jika menunggu terbitnya harga eceran tertinggi (HET) untuk mengendalikan harga porang butuh waktu lama. “Karena porang belum dikategorikan bahan pokok, sehingga proses menentukan HET akan lama,” jelas dia.

Porang sudah dikembangkan di beberapa wilayah yakni di hutan sekitar Dander dan beberapa di Kecamatan Malo berdekatan dengan hutan. Salah satunya Desa Tanggir. Woto salah satu petani porang di Kecamatan Malo menerangkan, saat ini perkebunan porang sudah mengalami pertumbuhan. Bahkan, petani sudah memetik katak (biji yang muncul dari daun porang). “Proses pemupukan, katanya sudah mulai kelihatan,” jelasnya. (luk)

BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Porang di wilayah selatan mempunyai daya tarik untuk dikembangkan menjadi berbagai olahan. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bojonegoro saat ini melakukan observasi terhadap tanaman umbi-umbian tersebut seiring potensi belum tersentuh maksimal.

“Kami masih observasi pengembangan porang di Desa Klino dan Desa Krondonan karena dua desa tersebut sudah lama menjadi sentra,” kata Kadin Bojonegoro Gatot Rianto Eko Prabowo kemarin (17/1).

Gatot mengatakan, observasi akan memetakan potensi pasar dan kebutuhan petani untuk pengembangan olahan porang. Saat ini petani porang masih menjual porang dalam bentuk umbi segar. Padahal, bisa diolah menjadi berbagai macam olahan meningkatkan nilai jual. “Paling tidak dijual bentuk chip (umbi diiris tipis) dan dikeringkan,” ujar pria asal Kecamatan Gondang tersebut.

Gatot mengantongi beberapa kebutuhan petani, salah satunya mesin pengolahan.  Pihaknya akan menjembatani pemkab dengan petani untuk mengembangkan porang di wilayah selatan. Ada beberapa mekanisme yakni pembentukan badan usaha milik daerah (BUMD) yang dikelola daerah dan masyarakat sekitar. 

“Berharap ke depan bisa menjadi jalan membuka lapangan kerja baru,” ungkapnya.

- Advertisement -

Hal itu merupakan salah satu upaya mengatasi harga porang tidak menentu. Sebab jika menunggu terbitnya harga eceran tertinggi (HET) untuk mengendalikan harga porang butuh waktu lama. “Karena porang belum dikategorikan bahan pokok, sehingga proses menentukan HET akan lama,” jelas dia.

Porang sudah dikembangkan di beberapa wilayah yakni di hutan sekitar Dander dan beberapa di Kecamatan Malo berdekatan dengan hutan. Salah satunya Desa Tanggir. Woto salah satu petani porang di Kecamatan Malo menerangkan, saat ini perkebunan porang sudah mengalami pertumbuhan. Bahkan, petani sudah memetik katak (biji yang muncul dari daun porang). “Proses pemupukan, katanya sudah mulai kelihatan,” jelasnya. (luk)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/