PENDERITA DBD ini rentan menyasar anak-anak. Terlebih dari 117 penderita hingga pertengahan Januari 2022, dua meninggal tersebut masih anak-anak. Tentu butuh kewaspadaan dan mengajak masyarakat mencegah persebaran demam berdarah.
Camat Trucuk Dian Rokhmawati membenarkan, bahwa salah satu warganya meninggal dunia akibat DBD. “Iya benar (ada yang meninggal akibat DBD), warga Desa Kandangan,” bebernya.
Pihaknya mendorong kader jumantik dan kader kesehatan posyandu lebih aktif lagi guna mengantisipasi agar tidak jatuh korban lagi. Kegiatan bersih-bersih lingkungan wajib digerakkan. “Kami juga sudah koordinasi dengan dinkes terkait permintaan fogging. Tapi kan dari pihak dinkes harus lakukan asesmen dulu. Ketika ada suspek DBD, baru laksanakan fogging,” terangnya.
Selain DBD, pihaknya juga mengingatkan masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap Covid-19 varian baru, Omicron. Jadi, penerapan protokol kesehatan (prokes) tidak boleh kendor. “Musim hujan seperti sekarang ini memang rawan terserang penyakit
Hingga berita ini ditulis, Jawa Pos Radar Bojonegoro juga berusaha mengonfirmasi Camat Kedungadem Agus Susetyo melalui sambungan telepon dan pesang singkat WhatsApp. Namun, belum ada respons.