Radar Tuban – Status Tuban menjadi zona kuning tinggal selangkah lagi. Tanda-tandanya terlihat dari sepekan terakhir. Antara lain penularan pasien covid melandai, tingkat kematian menurun, dan angka kesembuhan terus meningkat menjadi 81 persen.
Jika kondisi yang sama masih konsisten selama beberapa hari ke depan, Tuban dipastikan menjadi zona kuning. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tuban Bambang Priyo Utomo mengatakan, naik turunnya status kota dinilai oleh Satgas Provinsi Jawa Timur bersama Tim BLC (Bersatu Lawan Covid). Pertimbangannya dari laporan perkembangan terbaru laju kasus covid di daerah tersebut.
‘’Kalau dari persyaratan sudah memenuhi (jadi zona kuning), tapi keputusan menunggu provinsi dan BLC,’’ tuturnya. Salah satu acuan bisa turun zona adalah selama sepekan pasien baru tidak melebihi 35 orang dan tingkat kematian tidak lebih 4 orang.
Sementara pasien baru mulai Jumat (9/10) hingga kemarin (16/10) hanya bertambah 17 pasien dan hanya 1 pasien yang meninggal. Sementara untuk pasien yang sembuh 17 pasien.
Dari aturan yang ditetapkan, Tuban sudah memenuhi syarat turun menjadi zona kuning. Mantan Kepala Puskesmas Tambakboyo itu menyampaikan, turunnya transmisi penularan pasien disebabkan beberapa hal. Salah satunya, ketaatan masyarakat terhadap protokol kesehatan mulai tinggi. Juga ditiadakannya aturan jam malam yang melarang kerumunan masyarakat.
‘’Jika kita menjaga diri sendiri dengan protokol kesehatan otomatis kita juga menjaga orang lain. Ini semua saling berkaitan,’’ tegas dia. Kabar baik lainnya, kata Bambang, dari beberapa kali swab yang dilakukan, mayoritas hasilnya negatif.
Dia mencontohkan beberapa hari terakhir dilakukan 50-80 tes swab per harinya. Hasilnya yang positif tak pernah lebih dari 5 orang. Tingkat kematian pun sudah mulai jarang, sepekan ini hanya 1 orang.
‘’Hari ini (kemarin, Red) yang sembuh 10 orang. Alhamdulillah trennya terus melandai,’’ kata dokter lulusan Universitas Brawijaya Malang itu. Meski sinyal positif tersebut sudah ada, Bambang tak berani berspekulasi kepastian waktu Tuban menjadi zona kuning. Sebab, masih ada faktor lain yang diper timbangkan.
Bahkan, hal-hal buruk masih bisa terjadi. Seperti jika ditemukan klaster baru dari hasil tracing. ‘’Kalau ada orang Tuban yang dirawat di kota lain juga masuk data sini, jadi ada kemungkinan itu,’’ lanjut dia.
Menurut Bambang, turunnya status Tuban dari zona rawan menjadi zona aman tergantung dari kebiasaan masyarakat sendiri. Utamanya taat protokol kesehatan. Yang tak kalah penting bagi pasien bergejala agar tidak terlambat memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat.
Dengan penanganan yang lebih cepat dan tepat, kemungkinan kema tian pasien bisa diminimalisasi. ‘’Intinya harus kerja sama dengan semua pihak,’’ kata dia.