DEKAT PERMUKIMAN: Petugas BBWS saat mengukur tebing Bengawan Solo di Kelurahan Jetak kemarin (16/3). (DHANI WAHYU ALFIANSYAH/RDR.BJN)
- Advertisement -
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Titik tebing rawan longsor di daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo semakin mengkhawatirkan. Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo telah menyurvei dan pengkuran kemarin (16/3).
Semakin tergerusnya tanah DAS Bengawan Solo turut Kelurahan Jetak, Kecamatan Kota.
- Advertisement -
Adin Putra perwakilan BBWS Bengawan Solo mengatakan, pengukuran menindaklanjuti rencana pembangunan tebing. Sesuai usulan warga dan komisi D DPRD saat dengar pendapat Rabu (15/3). Selain itu, daerah di Kelurahan Jetak termasuk kategori kritis.
Sementara secara total di Bojonegoro, terdapat 32 titik kategori kritis. Banyaknya titik rawan longsor karena Bojonegoro daerah paling banyak dilalui Sungai Bengawan Solo. Ada 20 kecamatan dilewati sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut. ‘’Dari banyaknya titik kritis, diprioritaskan paling parah,” ujarnya.
Djamari salah satu warga Kelurahan Jetak menyambut baik tindak lanjut dari keluhan warga sejak awal Maret lalu, karena jika dibiarkan terlalu lama kondisi sungai semakin mendekat ke area permukiman warga. ‘’Panjangnya kurang lebih 55 meter,” ungkapnya kemarin.
Sebelumnya, komisi D DPRD sidak ke Kelurahan Jetak. Rencana penanganan dengan konstruksi steel sheet pile (SSP) untuk menahan tanah. Kendala utamanya akses alat berat masuk ke lokasi yang padat penduduk. ‘’Kalau dilalui alat berat tentu akan membahayakan rumah warga,” kata Ketua Komisi D DPRD Imam Sholikin. (dan/rij)
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Titik tebing rawan longsor di daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo semakin mengkhawatirkan. Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo telah menyurvei dan pengkuran kemarin (16/3).
Semakin tergerusnya tanah DAS Bengawan Solo turut Kelurahan Jetak, Kecamatan Kota.
- Advertisement -
Adin Putra perwakilan BBWS Bengawan Solo mengatakan, pengukuran menindaklanjuti rencana pembangunan tebing. Sesuai usulan warga dan komisi D DPRD saat dengar pendapat Rabu (15/3). Selain itu, daerah di Kelurahan Jetak termasuk kategori kritis.
Sementara secara total di Bojonegoro, terdapat 32 titik kategori kritis. Banyaknya titik rawan longsor karena Bojonegoro daerah paling banyak dilalui Sungai Bengawan Solo. Ada 20 kecamatan dilewati sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut. ‘’Dari banyaknya titik kritis, diprioritaskan paling parah,” ujarnya.
Djamari salah satu warga Kelurahan Jetak menyambut baik tindak lanjut dari keluhan warga sejak awal Maret lalu, karena jika dibiarkan terlalu lama kondisi sungai semakin mendekat ke area permukiman warga. ‘’Panjangnya kurang lebih 55 meter,” ungkapnya kemarin.
Sebelumnya, komisi D DPRD sidak ke Kelurahan Jetak. Rencana penanganan dengan konstruksi steel sheet pile (SSP) untuk menahan tanah. Kendala utamanya akses alat berat masuk ke lokasi yang padat penduduk. ‘’Kalau dilalui alat berat tentu akan membahayakan rumah warga,” kata Ketua Komisi D DPRD Imam Sholikin. (dan/rij)