27.8 C
Bojonegoro
Friday, June 2, 2023

Inisiasi Program Bni Cetak Seribu Agripreneur di Pedesaan

- Advertisement -

UNTUK meningkatkan kapasitas dan kompetensi usaha masyarakat, seperti petani, pedagang pupuk, dan ekosistem pendukung pertanian lainnya, Bank Nasional Indonesia (BNI) mencetak seribu agripreneur. Pro­gram tersebut bertujuan menyiapkan dan menciptakan agripreneur andal di pedesaan. Program tersebut merupakan wujud nyata BNI dalam mendukung program nasional untuk mensinergikan teknologi (pertanian) 4.0 dan dukungan perbankan dalam merealisasikan program Nawacita.

Program ini diawali dari Kabupaten Tuban dan di-launching kemarin (15/10) di Pendapa Kridha Manunggal.

Hadir dalam acara tersebut staf ahli Kementerian Koordinator Perekonomian Raden Edi Prio Pambudi bersama Direktur Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi Den­ny Setiawan. Hadir juga SEVP Jaringan BNI Ronny Venir dan Bupati Tuban Fathul Huda, serta Pemimpin Divisi Bisnis Usaha Kecil 2 BNI Bambang Setyatmojo. Acara tersebut juga diikuti sekitar 300 petani anggota Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) dan petugas penyuluh lapangan.

Dalam kegiatan tersebut Raden Edi Prio Pambudi menyampaikan pentingnya peran BUMN, terutama perbankan dalam menginisiasi dan mengakselerasi pertumbuhan inklusi keuangan dan kapabilitas perekonomian di pedesaan. Khususnya di sektor pertanian yang merupakan sektor dominan di pedesaan. ‘’Dengan ini ke depannya di­harapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan ekonomi pedesaan di Indonesia,’’ kata dia.

Sementara itu, Ronny Venir  me­nuturkan program mencetak seribu agripreneur diharapkan dapat menciptakan vokasi-vokasi di bidang pertanian untuk mendukung implementasi pertanian 4.0. Program ini juga diharapkan membangun blockchain financing antara petani yang sudah menjadi nasabah BNI dengan Depo Tani. Harapannya, dapat membentuk ekosistem pertanian. ‘’Kebutuhan budidaya petani seperti membeli pupuk, obat, hingga ke­butuhan pribadi dapat disediakan oleh Depo Tani,’’ jelasnya.

- Advertisement -

Regi Wahyu menambahkan, program tersebut sangat terbuka bagi para pengusaha pertanian yang ingin bisnisnya berkem­bang. Mereka yang memiliki usaha dan mau berkembang serta aktif menjadi agen 46 BNI dapat langsung bergabung menjadi Depo Tani. Setelah masuk Depo Tani, pihak HARA akan melakukan pembinaan. ‘’Setiap UMKM yang bergabung dalam program ini akan diberi pelatihan secara berkala dan pendampingan yang sifatnya jangka panjang,’’ tegas dia.

Bupati Fathul Huda juga meng­apresiasi terpilihnya Tuban sebagai lokasi pelaksanaan awal program Mencetak Seribu Agri­preneur. Bupati juga bangga atas semangat dan dukungan BNI untuk masya­rakat tani dan desa di Tuban. ‘’Kami mendukung dan berharap agar program ini dapat diperluas, sehingga dapat berdampak bagi 20 desa dan 200.000 petani di Kabupaten Tuban,’’ harapnya.

Pemilihan Tuban sebagai lokasi pelaksanaan program sejalan dengan penunjukan BNI sebagai penyalur program kartu tani di Provinsi Jawa Timur. Tuban juga terpilih karena memiliki potensi ekonomi desa yang besar di sektor pertanian. Program tersebut akan dilanjutkan ke bebe­rapa kabupaten lain di Jawa Timur sebagai komitmen BNI dalam mendukung peningkatan ekonomi pedesaan dan kese­jahteraan masyarakat tani.

Selain pelatihan capacity building untuk pengelolaan bisnis retail pertanian menggunakan teknologi, para petani juga men­dapatkan pelatihan terkait dengan pembukuan sederhana oleh IAI (Ikatan Akutan Indonesia).

Bambang Setyatmojo menyam­paikan, acara itu adalah langkah awal untuk mencetak seribu agripreneur sukses yang dapat menjadi penggerak sektor perta­nian Indonesia. Keberhasilan pem­bangunan pertanian diten­tu­kan oleh kualitas sumberdaya manusia pertanian. ‘’Pengem­bangan sumberdaya manusia di bidang pertanian dapat men­ciptakan agripreneurship yang kuat,’’ ungkapnya.

Tiga pilar utama pelatihan yang diberikan kepada Depo Tani antara lain. Pertama, entrepreneural untuk mengem­bang­kan manajemen bisnis. Kedua, technical skills untuk membangun peluang bisnis berbasis per­tanian. Ketiga, character untuk membentuk seorang pribadi pebisnis yang dapat berko­munikasi dengan baik dan mengayomi konsumennya. Ketiga, pilar pelatihan tersebut ditekankan untuk mendorong tumbuhnya inisiatif, inovasi, kreativitas, dan kerja sama dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi baik teknis, sosial, maupun ekonomi.

Sebelumnya BNI telah menjalin kerja sama dengan HARA sebagai mitra dalam digitalisasi program kredit usaha rakyat (KUR) untuk mempermudah para petani dalam mendapatkan bantuan dan pinjaman dari bank. Kerja sama itu juga untuk membantu berjalannya program Kartu Tani.

Penyaluran KUR BNI selama 2019  mencapai Rp 14,42 triliun atau 90,13 persen dari alokasi plafond KUR sebesar Rp 16 triliun. Khusus pembiayaan di wilayah Jawa Timur, BNI menyalurkan KUR sebesar Rp 3,2 triliun. Melalui strategi sinergi dengan HARA dan pemerintah daerah setempat, BNI yakin dapat meningkatkan pembiayaan kepada pengusaha UMKM, khu­susnya di wilayah Jawa Timur.

UNTUK meningkatkan kapasitas dan kompetensi usaha masyarakat, seperti petani, pedagang pupuk, dan ekosistem pendukung pertanian lainnya, Bank Nasional Indonesia (BNI) mencetak seribu agripreneur. Pro­gram tersebut bertujuan menyiapkan dan menciptakan agripreneur andal di pedesaan. Program tersebut merupakan wujud nyata BNI dalam mendukung program nasional untuk mensinergikan teknologi (pertanian) 4.0 dan dukungan perbankan dalam merealisasikan program Nawacita.

Program ini diawali dari Kabupaten Tuban dan di-launching kemarin (15/10) di Pendapa Kridha Manunggal.

Hadir dalam acara tersebut staf ahli Kementerian Koordinator Perekonomian Raden Edi Prio Pambudi bersama Direktur Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi Den­ny Setiawan. Hadir juga SEVP Jaringan BNI Ronny Venir dan Bupati Tuban Fathul Huda, serta Pemimpin Divisi Bisnis Usaha Kecil 2 BNI Bambang Setyatmojo. Acara tersebut juga diikuti sekitar 300 petani anggota Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) dan petugas penyuluh lapangan.

Dalam kegiatan tersebut Raden Edi Prio Pambudi menyampaikan pentingnya peran BUMN, terutama perbankan dalam menginisiasi dan mengakselerasi pertumbuhan inklusi keuangan dan kapabilitas perekonomian di pedesaan. Khususnya di sektor pertanian yang merupakan sektor dominan di pedesaan. ‘’Dengan ini ke depannya di­harapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan ekonomi pedesaan di Indonesia,’’ kata dia.

Sementara itu, Ronny Venir  me­nuturkan program mencetak seribu agripreneur diharapkan dapat menciptakan vokasi-vokasi di bidang pertanian untuk mendukung implementasi pertanian 4.0. Program ini juga diharapkan membangun blockchain financing antara petani yang sudah menjadi nasabah BNI dengan Depo Tani. Harapannya, dapat membentuk ekosistem pertanian. ‘’Kebutuhan budidaya petani seperti membeli pupuk, obat, hingga ke­butuhan pribadi dapat disediakan oleh Depo Tani,’’ jelasnya.

- Advertisement -

Regi Wahyu menambahkan, program tersebut sangat terbuka bagi para pengusaha pertanian yang ingin bisnisnya berkem­bang. Mereka yang memiliki usaha dan mau berkembang serta aktif menjadi agen 46 BNI dapat langsung bergabung menjadi Depo Tani. Setelah masuk Depo Tani, pihak HARA akan melakukan pembinaan. ‘’Setiap UMKM yang bergabung dalam program ini akan diberi pelatihan secara berkala dan pendampingan yang sifatnya jangka panjang,’’ tegas dia.

Bupati Fathul Huda juga meng­apresiasi terpilihnya Tuban sebagai lokasi pelaksanaan awal program Mencetak Seribu Agri­preneur. Bupati juga bangga atas semangat dan dukungan BNI untuk masya­rakat tani dan desa di Tuban. ‘’Kami mendukung dan berharap agar program ini dapat diperluas, sehingga dapat berdampak bagi 20 desa dan 200.000 petani di Kabupaten Tuban,’’ harapnya.

Pemilihan Tuban sebagai lokasi pelaksanaan program sejalan dengan penunjukan BNI sebagai penyalur program kartu tani di Provinsi Jawa Timur. Tuban juga terpilih karena memiliki potensi ekonomi desa yang besar di sektor pertanian. Program tersebut akan dilanjutkan ke bebe­rapa kabupaten lain di Jawa Timur sebagai komitmen BNI dalam mendukung peningkatan ekonomi pedesaan dan kese­jahteraan masyarakat tani.

Selain pelatihan capacity building untuk pengelolaan bisnis retail pertanian menggunakan teknologi, para petani juga men­dapatkan pelatihan terkait dengan pembukuan sederhana oleh IAI (Ikatan Akutan Indonesia).

Bambang Setyatmojo menyam­paikan, acara itu adalah langkah awal untuk mencetak seribu agripreneur sukses yang dapat menjadi penggerak sektor perta­nian Indonesia. Keberhasilan pem­bangunan pertanian diten­tu­kan oleh kualitas sumberdaya manusia pertanian. ‘’Pengem­bangan sumberdaya manusia di bidang pertanian dapat men­ciptakan agripreneurship yang kuat,’’ ungkapnya.

Tiga pilar utama pelatihan yang diberikan kepada Depo Tani antara lain. Pertama, entrepreneural untuk mengem­bang­kan manajemen bisnis. Kedua, technical skills untuk membangun peluang bisnis berbasis per­tanian. Ketiga, character untuk membentuk seorang pribadi pebisnis yang dapat berko­munikasi dengan baik dan mengayomi konsumennya. Ketiga, pilar pelatihan tersebut ditekankan untuk mendorong tumbuhnya inisiatif, inovasi, kreativitas, dan kerja sama dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi baik teknis, sosial, maupun ekonomi.

Sebelumnya BNI telah menjalin kerja sama dengan HARA sebagai mitra dalam digitalisasi program kredit usaha rakyat (KUR) untuk mempermudah para petani dalam mendapatkan bantuan dan pinjaman dari bank. Kerja sama itu juga untuk membantu berjalannya program Kartu Tani.

Penyaluran KUR BNI selama 2019  mencapai Rp 14,42 triliun atau 90,13 persen dari alokasi plafond KUR sebesar Rp 16 triliun. Khusus pembiayaan di wilayah Jawa Timur, BNI menyalurkan KUR sebesar Rp 3,2 triliun. Melalui strategi sinergi dengan HARA dan pemerintah daerah setempat, BNI yakin dapat meningkatkan pembiayaan kepada pengusaha UMKM, khu­susnya di wilayah Jawa Timur.

Artikel Terkait

Most Read

SMPN Terbagi Sebelas Zona

Berebut Puncak Klasemen

Artikel Terbaru

Lebih Suka Belajar Bersama

Terus Bersinergi dengan Media


/