BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Naik turunnya debit air Bengawan Solo menimbulkan dampak bagi warga di daerah aliran sungai (DAS). Setelah 15 rumah di Kelurahan Jetak, Kecamatan Bojonegoro Kota, terancam longsor, kemarin (15/3) komisi D DPRD dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo meninjau lokasi.
Tapi, rencana konstruksi pembangunan tanggul mengalami sejumlah kendala karena padatnya rumah warga. Sejumlah pihak masih mencari solusi penanganan tebing longsor yang berdampak rumah warga.
Ketua Komisi D DPRD Imam Sholikin mengatakan, membuat tebing dibutuhkan alat berat, tapi untuk bisa masuk ke lokasi masih belum ada akses. Alat berat akan masuk punya beban 32 ton tentu berisiko terhadap tanah warga. ‘’Masih mencari solusi, karena wilayah Jetak dekat dengan jalan nasional,” ungkapnya.
Adin Putra perwakilan BBWS mengatakan, kondisi rumah warga terancam longsor sudah sejak awal Maret, dan dilakukan survei dengan mengukur tebing. Tapi, belum penanganan dan perlu koordinasi pihak terkait. ‘’Hari ini (15/3) mendapat undangan dari DPRD untuk membantu mencarikan solusi,” ungkapnya.
Adin menjelaskan, usulan dengan membangun steel sheet pile (SSP). Konstruksinya bertujuan menahan tanah agar tidak longsor dengan meninggikan lereng. Namun, saat ini sudah dilakukan alternatif, BPBD telah memberi bantuan 62 sesek atau anyaman bambu, 9 bronjong, dan 200 karung pasir.
‘’Rerata tanah daerah aliran sunga di Jetak gembur, sedalam 25 meter baru ditemukan tanah keras,” bebernya.
Lurah Jetak Thontowi mengatakan, telah berembug bersama warga, karena kondisi Bengawan Solo semakin mendekati permukiman. ‘’Sudah melapor ke kecamatan dan tinggal menunggu keputusan,” jelasnya. (dan/rij)