BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Rumah tangga (ruta) miskin ternyata banyak tidak mendapat bantuan pangan nontunai (BPNT) atau sembako dari pusat. Persentase ruta miskin menerima BPNT hanya 44,19 persen. Diperkirakan ruta miskin tidak menerima BPNT mendapat bantuan sosial (bansos) lainnya, baik uang tunai maupun nontunai.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Bojonegoro pada Profil Kemiskinan Bojonegoro 2022, persentase ruta miskin penerima BPNT hanya 44,19 persen. Sedangkan untuk ruta miskin tidak menerima BPNT sebesar 55,81 persen.
Kepala BPS Bojonegoro Kiki Ferdiana mengatakan, belum bisa memastikan penyebab ruta miskin tidak menerima BPNT.
Lemungkinan kuota BPNT tersebut belum bisa memenuhi jumlah ruta miskin. Sehingga, tidak merata penerima bansos dari pusat tersebut. ‘’Bisa jadi belum semua penduduk miskin menerima bantuan,” ujarnya ditemui di kantornya kemarin (14/3).
Kiki mengaku ruta miksin tidak menerima BPNT diperkirakan menerima bantuan sosial lain dari Pemkab Bojonegoro. Terlebih pemkab memiliki program berkaitan bansos. Idealnya semua penduduk dan ruta miskin mendapat bansos. Namun penduduk miskin tidak menerima bansos terjadi hampir di semua wilayah.
‘’Tidak ada yang 100 persen penduduk miskin menerima bansos, karena penduduk miksin ada dimana-mana” ujarnya.
Adapun, pemkab memiliki program bansos BPNT daerah, yang bersumber dari APBD setempat. Pada 2022, pemkab menyalurkan BPNT daerah sebanyak 2.790 penerima.
Kiki mengatakan, ketika ada data registrasi sosial ekonomi (regsosek) yang valid penanganan kemiskinan bisa lebih baik. Meski regsosek tidak hanya menyediakan data penduduk miskin saja.
Kepala Dinas Sosial Bojonegoro Arwan belum bisa dikonfirmasi terkait persentase ruta miskin menerima BPNT lebih rendah dibanding tidak menerima. Ketika dihubungi melalui whatsapp tidak menjawab. (irv/rij)