- Advertisement -
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Kelompok tani (poktan) banyak mengusulkan mesin combine atau alat panen padi. Hanya, usulan itu terancam gigit jari. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro belum bisa memastikan mengenai kelanjutan pembagian mesin combine ke poktan. Sebab, belum ada anggaran pembelian alat pertanian pada tahun ini.
‘’Dana untuk pembelian alat pertanian tersebut belum ada,’’ kata Kabid Sarana Prasarana dan Perlindungan Tanaman (Sarpras dan Perlintan) DKPP Retno Budi Widyanti kemarin (14/3).
Sebelumnya, akhir Desember 2022 dilakukan pembagian 17 mesin combine kepada beberapa poktan.
- Advertisement -
Retno mengatakan, sebenarnya hingga saat ini banyak pengajuan alat-alat pertanian, terutama mesin combine dari poktan. Saat ini, DKPP tetap meminta poktan mengajukan usulan untuk membuat proposal. Barangkali nanti ada sisa dana, bisa direalisasikan.
Terlebih melihat bahwa para petani terbantu adanya pembagian mesin combine. Karena mengurangi biaya panen padi.
‘’Tergantung dananya nanti, mencukupi atau tidak,’’ jelasnya.
Dia mengatakan, pembelian mesin combine akhir 2022 berasal dari sisa lebih pembiayaan anggaran (silpa). Jadi, saat pengembalian silpa ke pemkab pada 2022, pemkab menyarankan pembelian alat pertanian. ‘’Kalau tahun ini ada dana silpa, kemungkinan bisa digunakan pembelian alat pertanian merealisasikan usulan,’’ harapnya. (ewi/rij)
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Kelompok tani (poktan) banyak mengusulkan mesin combine atau alat panen padi. Hanya, usulan itu terancam gigit jari. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro belum bisa memastikan mengenai kelanjutan pembagian mesin combine ke poktan. Sebab, belum ada anggaran pembelian alat pertanian pada tahun ini.
‘’Dana untuk pembelian alat pertanian tersebut belum ada,’’ kata Kabid Sarana Prasarana dan Perlindungan Tanaman (Sarpras dan Perlintan) DKPP Retno Budi Widyanti kemarin (14/3).
Sebelumnya, akhir Desember 2022 dilakukan pembagian 17 mesin combine kepada beberapa poktan.
- Advertisement -
Retno mengatakan, sebenarnya hingga saat ini banyak pengajuan alat-alat pertanian, terutama mesin combine dari poktan. Saat ini, DKPP tetap meminta poktan mengajukan usulan untuk membuat proposal. Barangkali nanti ada sisa dana, bisa direalisasikan.
Terlebih melihat bahwa para petani terbantu adanya pembagian mesin combine. Karena mengurangi biaya panen padi.
‘’Tergantung dananya nanti, mencukupi atau tidak,’’ jelasnya.
Dia mengatakan, pembelian mesin combine akhir 2022 berasal dari sisa lebih pembiayaan anggaran (silpa). Jadi, saat pengembalian silpa ke pemkab pada 2022, pemkab menyarankan pembelian alat pertanian. ‘’Kalau tahun ini ada dana silpa, kemungkinan bisa digunakan pembelian alat pertanian merealisasikan usulan,’’ harapnya. (ewi/rij)