Radar Tuban – Berbeda dengan jenjang SMA sederajat yang digelar online, masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) SD dan SMP kemarin (13/7) di gelar tatap muka.
Dalam kegiatan pengenalan sekolah baru selama dua jam, siswa didampingi orang tuanya. Acuan MPLS tatap muka tertuang dalam surat edaran Dinas Pendidikan (Disdik) Tuban tentang Pelaksanaan MPLS dan BDR saat Pandemi Covid-19.
Salah satu poin nya menyebutkan, satu hari hanya diperbolehkan mengundang siswa satu kelas atau sekitar 30 siswa. Jumlah tersebut dibagi menjadi dua sif, pagi pukul 07.00 – 09.00 dan siang 10.00 – 12.00.
Kepala Disdik Tuban Nur Khamid mengklaim pelaksanaan MPLS SD dan SMP sudah sesuai dengan protokol kesehatan. Seperti pengecekan suhu tubuh, bermasker, dan menjaga jarak.
Pertemuan juga hanya digelar maksimal dua jam dengan jumlah peserta maksimal hanya 20 orang. ‘’Sudah memenuhi standar protokol kesehatan, baik untuk siswa maupun orang tua yang mendampingi,’’ kata dia kepada Jawa Pos Radar Tuban.
Perlu diketahui, saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melarang pembelajaran tatap muka di daerah yang masih zona merah. Menanggapi hal tersebut Nur Khamid menjelaskan MPLS siswa SD dan SMP bukanlah wujud pembelajaran.
‘’Ini bukan pembelajaran, melainkan dalam rangka koordinasi untuk membimbing orang tua dan siswa selama belajar dari rumah (BDR),’’ jelas dia.
Mantan sekretaris disdik setempat itu mengatakan, orang tua dan siswa butuh pengenalan lingkungan belajar baru. Termasuk bimbingan teknis BDR.
Sehingga, nyaris tidak mungkin awal tahun ajaran baru tanpa tatap muka sedikit pun. Terkait kabupaten/kota lain yang memutuskan menyelenggarakan MPLS melalui video conferens, menurut Nur Khamid, itu adalah wewenang masing-masing daerah.
‘’Ini demi mementingkan kualitas pendidikan,’’ tegas dia. Pendidik yang juga ketua LP Ma’arif NU Tuban itu kembali menegaskan, MPLS yang dikemas selama dua jam tersebut hanya untuk koordinasi. Termasuk pengenalan terhadap guru masing-masing pelajaran, wali murid, dan teman-teman.
Mekanisme belajar mengajar itu dilakukan secara online sesuai rekomendasi Kemendikbud. ‘’Kami libat kan orang tua agar bisa mendampingi anak didiknya selama BDR,’’ terang dia.