- Advertisement -
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Penduduk miskin pada 2022 menurun dibanding 2021 lalu. Namun, untuk persentase penduduk miskin usia produktif atau usia 15 tahun ke atas tidak bekerja justru meningkat. Kondisi ini bisa disebabkan lapangan pekerjaan terbatas hingga pekerjaan digantikan mesin.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Profil Kemiskinan Bojonegoro 2022 persentase penduduk miskin usia 15 tahun ke atas yang tidak bekerja sebesar 38,61 persen. Padahal, pada Profil Kemiskinan Bojonegoro 2021 penduduk miskin tidak bekerja hanya 36,98 persen. Sehingga ada kenaikan 1,63 persen penduduk miskin usia 15 tahun ke atas tidak bekerja.
Ketua STAI At-Tanwir Bojonegoro Moch. Bakhtiar mengatakan, ketika bicara kemiskinan berarti terbatasnya lapangan pekerjaan. Sehingga minimnya lapangan kerja, anak-anak usia produktif perlu diberikan pelatihan kewirausahaan berbasis start-up.
- Advertisement -
Selain itu, terdapat kemungkinan beberapa pekerjaan digantikan oleh mesin hingga kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Tentu perlu menyiapkan masyarakat mandiri atau memiliki keterampilan memadai. ‘’Sehingga keluar dari jaring kemiskinan,” ungkapnya.
Bakhtiar menjelaskan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Bojonegoro yang tinggi harus diimbangi perencanaan program bagus. Sehingga bisa mengeluarkan masyarakat dari kemiskinan. ‘’Jika tidak, sampai kapanpun dalam kategori miskin,” jelasnya.
Menurut Bakhtiar, pemkab harus bisa menjawab permasalahan kemiskinan secara futuristik. Bagaimana tantangan dari dunia global dengan APBD tinggi. Tentu menggandeng berbagai pihak.
Sementara itu, Kabid Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Bojonegoro Selamet mengatakan, masih dinas di luar kota dan menyarakan mengonfimasi ke Kepala Diperinaker Welly Fitrama. ‘’Ke kepala dinas saja,” ungkapnya. (irv/rij)
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Penduduk miskin pada 2022 menurun dibanding 2021 lalu. Namun, untuk persentase penduduk miskin usia produktif atau usia 15 tahun ke atas tidak bekerja justru meningkat. Kondisi ini bisa disebabkan lapangan pekerjaan terbatas hingga pekerjaan digantikan mesin.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Profil Kemiskinan Bojonegoro 2022 persentase penduduk miskin usia 15 tahun ke atas yang tidak bekerja sebesar 38,61 persen. Padahal, pada Profil Kemiskinan Bojonegoro 2021 penduduk miskin tidak bekerja hanya 36,98 persen. Sehingga ada kenaikan 1,63 persen penduduk miskin usia 15 tahun ke atas tidak bekerja.
Ketua STAI At-Tanwir Bojonegoro Moch. Bakhtiar mengatakan, ketika bicara kemiskinan berarti terbatasnya lapangan pekerjaan. Sehingga minimnya lapangan kerja, anak-anak usia produktif perlu diberikan pelatihan kewirausahaan berbasis start-up.
- Advertisement -
Selain itu, terdapat kemungkinan beberapa pekerjaan digantikan oleh mesin hingga kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Tentu perlu menyiapkan masyarakat mandiri atau memiliki keterampilan memadai. ‘’Sehingga keluar dari jaring kemiskinan,” ungkapnya.
Bakhtiar menjelaskan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Bojonegoro yang tinggi harus diimbangi perencanaan program bagus. Sehingga bisa mengeluarkan masyarakat dari kemiskinan. ‘’Jika tidak, sampai kapanpun dalam kategori miskin,” jelasnya.
Menurut Bakhtiar, pemkab harus bisa menjawab permasalahan kemiskinan secara futuristik. Bagaimana tantangan dari dunia global dengan APBD tinggi. Tentu menggandeng berbagai pihak.
Sementara itu, Kabid Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Bojonegoro Selamet mengatakan, masih dinas di luar kota dan menyarakan mengonfimasi ke Kepala Diperinaker Welly Fitrama. ‘’Ke kepala dinas saja,” ungkapnya. (irv/rij)