BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Kuliner pedas masih mendominasi menu-menu kuliner di Bojonegoro. Mulai mi, ayam, hingga jajajan pentol banyak yang menawarkan rasa ekstrapedas. Tidak heran kini menjamur sejumlah restoran atau rumah makan dengan aneka menu pedas.
‘’Menu pedas masih menjadi menu favorit penggemar kuliner di Bojonegoro,’’ ungkap Heri Novianto, salah satu manager restoran makanan pedas di Bojonegoro.
Rasa pedas pada masakan diminati adalah pedas cabai. Bukan pedas merica. Ada perbedaan mendasar rasanya. Pedas merica cenderung panas. Sedangkan, pedas cabai panas namun ada segarnya. Sehingga, menu sambal banyak diminati konsumen. Dalam sehari belasan kilogram (kg) cabai rawit dihabiskan untuk memenuhi selera pedas konsumen.
Banyaknya pesaing usaha kuliner pedas, membuat dia menawarkan selera pedas berbeda. Yakni, sambal dengan tingkat pedas cukup tinggi. Itu dihasilkan dari jenis cabai rawit yang dipilih. Untuk mewujudkan itu dia mendatangkan cabai khusus dari Semarang.
‘’Cabai kami gunakan ini saya ambil dari Bandungan, Semarang. Rasa pedasnya luar biasa,’’ ungkap pria asli Pati, Jawa Tengah itu.
Menu makanan pedas di Bojonegoro saat ini banyak didominasi ayam. Banyak menu ayam dengan rasa pedas menggigit. Misalnya ayam geprek dan ayam goreng mbledos. Semuanya menawarkan rasa pedas yang mengucurkan keringat.
Endy Meycasari pengurus Forum Industri Kecil Menengah (IKM) Jatim Bojonegoro mengatakan, bisnis kuliner selama ini masih terus tumbuh. Bahkan, selama pandemi melanda, usaha kuliner tidak banyak terdampak. Meskipun ada pembatasan makan di tempat.
‘’Usaha kuliner terus tumbuh. Bahkan, banyak bermunculan baru,’’ jelasnya.
Kuliner pedas selama ini memiliki konsumen tersendiri. Kuliner pedas sudah akrab dengan lidah penikmat kuliner. Sehingga, setiap menu selalu diberikan varian rasa ekstrapedas. ‘’Masakan pedas sudah menjadi tren tersendiri bagi pecinta kuliner,’’ ujarnya. (zim/rij)