- Advertisement -
PERLU terobosan dan kolaborasi terkait temuan angka partisipasi sekolah (APS) belum 100 persen. Mulai jenjang SD, SMP, hingga SMA. Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdisdik) Wilayah Bojonegoro-Tuban Adi Prayitno mengatakan, sudah menyiapkan SMA dan SMK, baik negeri maupun swasta untuk menampung lulusan SMP dan MTs.
Namun, saat penerimaan peserta didik baru (PPDB) ternyata pagu yang disediakan justru tidak terpenuhi. “2021 kekurangan siswa,” jelasnya.
Adi menjelaskan, bisa jadi APS tidak mencapai 100 persen karena lulusan SMP dan MTs melanjutkan pendidikan di lembaga nonformal. Misalnya, pondok pesantren (ponpes). Namun, tidak menutup kemungkinan tidak melanjutkan pendidikan.
Pihaknya memastikan 2022 akan melakukan koordinasi dengan disdik dan Kantor Kemenag Bojonegoro untuk meningkatkan APS. Sehingga minat lulusan melanjutkan pendidikan mampu meningkat melalui sinergi dilakukan antar-instansi. (irv)
PERLU terobosan dan kolaborasi terkait temuan angka partisipasi sekolah (APS) belum 100 persen. Mulai jenjang SD, SMP, hingga SMA. Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdisdik) Wilayah Bojonegoro-Tuban Adi Prayitno mengatakan, sudah menyiapkan SMA dan SMK, baik negeri maupun swasta untuk menampung lulusan SMP dan MTs.
Namun, saat penerimaan peserta didik baru (PPDB) ternyata pagu yang disediakan justru tidak terpenuhi. “2021 kekurangan siswa,” jelasnya.
Adi menjelaskan, bisa jadi APS tidak mencapai 100 persen karena lulusan SMP dan MTs melanjutkan pendidikan di lembaga nonformal. Misalnya, pondok pesantren (ponpes). Namun, tidak menutup kemungkinan tidak melanjutkan pendidikan.
Pihaknya memastikan 2022 akan melakukan koordinasi dengan disdik dan Kantor Kemenag Bojonegoro untuk meningkatkan APS. Sehingga minat lulusan melanjutkan pendidikan mampu meningkat melalui sinergi dilakukan antar-instansi. (irv)