BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Musyawarah daerah (Musyda) ke-10 Muhammadiyah Bojonegoro berlangsung di aula At-Taqwa, kemarin (12/3). Kegiatan dihadiri Ketua PWM Jawa Timur Dr. Sukadiono, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah, forkopimda, dan ribuan peserta dan simpatisan ini berlangsung dengan lancar, sejuk, dan harmonis.
Dalam sambutannya, Dr. Sukadiono menyampaikan empat pesan perjuangan. Pertama, di Muhammadiyah harus mempunyai doktrin perjuangan. Doktrin ini masih dibagi menjadi empat. Meliputi doktrin internal Muhammadiyah, hubungan dengan organisasi masyarakat (ormas) yang lain, dengan nonmuslim, juga dengan aparat keamanan (TNI-Polri). “Insya Allah Muhammadiyah selalu siap berkolaborasi dan bersinergi,” ujarnya.
Kedua, Muhammadiyah ikut cancut tali wondo. Karena program Muhammadiyah selalu siap mendukung kemajuan pemerintah daerah. Dengan berbagai programnya.
Ketiga, anggota musyda memiliki karakteristik islam berkemajuan. Meliputi, adaptif, inovatif, dan kolaboratif. Adaptif, sambungnya Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) harus turut menguasai teknologi.
Inovatif berarti siapapun yang menjadi pemimpin saat ini harus berbeda dengan pemimpin sebelumnya. Kolaboratif, tambahnya, menjadi peluang kerjasama yang besar. ‘’Apalagi bupati Bojonegoro juga siap untuk bekerja sama, tetapi jangan lupakan program internal,’’ tuturnya.
Keempat, berjuang di Muhammadiyah tantangannya luar biasa. Harus mempunyai ketauhidan yang teguh. Sehingga tertanam dalam hati bisa dan mampu melewati berbagai tantangan. “Selalu istiqomah memegang teguh keyakinan, Allah akan senantiasa memberikan kekuatan untuk berjuang,’’ tutupnya.
Sementara itu, sidang formatur Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro menetapkan Drs. H. Suwito, M.Si. sebagai ketua periode 2022-2027. Suwito sapaannya, menjelaskan dirinya terpilih bukan karena mendapatkan suara terbanyak. Melainkan hasil rapat bersama formatur 13. Dia mendapatkan 427 suara, selisih 20 suara dengan hasil suara terbanyak Drs. H. Ihwanuddin, M.Pd.I.
Suwito yang terpilih lagi sebagai ketua meminta dukungan berbagai pihak. Juga, semoga bisa selalu diberikan kekuatan Allah untuk memimpin PDM Bojonegoro 5 tahun kedepan. ‘’Doa dan dukungan berbagai pihak kami perlukan, untuk terus menjalankan berbagai program PDM yang telah terumuskan,’’ ujarnya.
Muhammadiyah mengusung tagline islam berkemajuan. Istilah dan konsep ‘’Islam Berkemajuan’’ yang dikembangkan Muhammadiyah merupakan suatu pandangan keagamaan, pandangan keislaman khususnya.
Sama dengan perspektif keagamaan, yakni perspektif keislaman dalam kerangka paradigmatik. Jadi bukan suatu aliran atau mazhab keagamaan dalam Islam. Pandangan Islam Berkemajuan merupakan ikhtiar untuk menggali dan mengaktualisasikan kembali pemikiran Islam yang digagas dan dipraktikkan oleh pendiri Muhammadiyah, Kyai Haji Ahmad Dahlan dan generasi awal gerakan Islam ini. (*)
