BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Proyek pembangunan poros jalan nasional persisnya di jembatan Desa Margomulyo, Kecamatan Balen, perlu dilengkapi rambu dan keamanan. Sebab, tidak ada penghalang di samping kanan kiri jalan. Selain itu pencahayaan minim ketika malam. Tentu membahayakan pengendara melintas.
Kepala Desa (Kades) Margomulyo Arif Rohman menjelaskan, pengerjaan proyek jalan nasional melewati desanya sudah berjalan sekitar satu bulan. Namun, saat melakukan pembongkaran jembatan, rambu-rambu dipasang kurang maksimal.
“Hanya terdapat seng disangga (dipasang penahan) kayu dan garis kuning hitam,” ujarnya kemarin (11/11).
Arif menerangkan, minimnya rambu dipasang menimbulkan rawan terjadi kecelakaan. Pengendara tidak sadar akan terperosok ke dalam kali. Pembatas kurang besar. Terlebih ketika malam, penerangan sekitar jembatan minim. “Karena PJU dengan jembatan yang dibongkar agak jauh,” terangnya.
Menurut Arif, saat ini musim penghujan, sehingga jalanan licin. Air mengalir di bawah kali juga menggerus tanah setelah pembongkaran. Meski belum ada kejadian, perhatian kontraktor kepada keselamatan pengguna jalan penting dilakukan. “Saya cek tadi kondisinya cerung, tergerus air khawatirnya membahayakan pengendara,” ungkapnya.
Menurut Arif, kontraktor seharusnya memberikan pengamanan kanan dan kiri bahu jembatan. Agar pengendara melintas tidak rentan terperosok ke dalam kali. Minimal masih tersangkut kalau pembatasnya terbuat dri bahan lebih kuat.
“Kalau hanya tali seperti police line tidak cukup, sama-sama menghindari hal terburuk,” tuturnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Penataan Ruang Retno Wulandari saat dihubungi sambungan telepon kemarin (11/11) belum memberikan jawaban. Jawa Pos Radar Bojonegoro ingin mengonfirmasi terkait kontraktor menggarap proyek jalan tersebut. (luk)
Minim Rambu Proyek, Pengendara Rawan Terperosok

BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Proyek pembangunan poros jalan nasional persisnya di jembatan Desa Margomulyo, Kecamatan Balen, perlu dilengkapi rambu dan keamanan. Sebab, tidak ada penghalang di samping kanan kiri jalan. Selain itu pencahayaan minim ketika malam. Tentu membahayakan pengendara melintas.
Kepala Desa (Kades) Margomulyo Arif Rohman menjelaskan, pengerjaan proyek jalan nasional melewati desanya sudah berjalan sekitar satu bulan. Namun, saat melakukan pembongkaran jembatan, rambu-rambu dipasang kurang maksimal.
“Hanya terdapat seng disangga (dipasang penahan) kayu dan garis kuning hitam,” ujarnya kemarin (11/11).
Arif menerangkan, minimnya rambu dipasang menimbulkan rawan terjadi kecelakaan. Pengendara tidak sadar akan terperosok ke dalam kali. Pembatas kurang besar. Terlebih ketika malam, penerangan sekitar jembatan minim. “Karena PJU dengan jembatan yang dibongkar agak jauh,” terangnya.
Menurut Arif, saat ini musim penghujan, sehingga jalanan licin. Air mengalir di bawah kali juga menggerus tanah setelah pembongkaran. Meski belum ada kejadian, perhatian kontraktor kepada keselamatan pengguna jalan penting dilakukan. “Saya cek tadi kondisinya cerung, tergerus air khawatirnya membahayakan pengendara,” ungkapnya.
Menurut Arif, kontraktor seharusnya memberikan pengamanan kanan dan kiri bahu jembatan. Agar pengendara melintas tidak rentan terperosok ke dalam kali. Minimal masih tersangkut kalau pembatasnya terbuat dri bahan lebih kuat.
“Kalau hanya tali seperti police line tidak cukup, sama-sama menghindari hal terburuk,” tuturnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Penataan Ruang Retno Wulandari saat dihubungi sambungan telepon kemarin (11/11) belum memberikan jawaban. Jawa Pos Radar Bojonegoro ingin mengonfirmasi terkait kontraktor menggarap proyek jalan tersebut. (luk)