26.9 C
Bojonegoro
Monday, March 27, 2023

Kuliner Turun temurun Khas Tepi Bengawan

Lontong Sayur yang Panjang Umur

- Advertisement -

BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Tumpukan lontong masih terbungkus daun pisang terlihat di meja. Tiga panci besar terisi beragam sayur ditata bersebelahan. Aroma kuah santan dengan irisan bawang goreng begitu melekat saat mendekat lapak milik Siti Ngarofah.

 

Tiga panci dengan sayur berbeda. Yakni lodeh, kare ayam, dan kikil. Masakan ini dinyam-nyam dengan lontong. Kuliner lontong kikil dan kare ayam ini termasuk legendaris. Hanya disajikan ketika sore kala matahari berangsur terbenam.

 

Sajian semakin memikat ketika lontong kikil ini ditaburi sambal parutan kelapa yang disangrai. Kuliner ala santan ini mudah ditemui di Bojonegoro. Misalnya, di PKL Berkah barat Pasar Kota terdapat tiga sampai empat penjual lontong.

KULINER KHAS: Lontong kikil dan kare ayam ini sudah turun-temurun. Hanya dihidangkan ketika sore sampai malam. (DANI WAHYU ALFIANSYAH/RDR.BJN)
- Advertisement -

‘’Enak dinikmati malam hari, karena itu beberapa kali sempatkan makan ke sini,” kata Ilham salah satu pembeli kemarin sore (10/2).

 

Ilham kerap menyempatkan makan lontong kikil. Kuliner ini ada penikmatnya sendiri, meski banyak makanan cepat saji bermunculan. Tentu, menjadi kuliner favorit di akhir pekan.

 

Siti Ngarofah penjual lontong kikil mengatakan, berjualan kuliner ini turun-temurun. Sudah 35 tahun berjualan lontong sayur. ‘’Dari anak saya masih TK sampai punya cucu dua,” ujarnya ditemui menjelang magrib di tengah riuh pengendara pulang kerja.

 

Perempuan asal Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, tersebut setiap harinya hilir mudik menyeberangi Sungai Bengawan Solo untuk berjualan di barat Pasar Kota tersebut.

 

Siti Ngarofah berusaha istikamah berjualan lontong sayur ini meski sudah tidak sekuat dulu lagi. ‘’Memang ditakdirkan berjualan, tetap dinikmati saja,” ujarnya dengan senyum. (dan/rij)

BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Tumpukan lontong masih terbungkus daun pisang terlihat di meja. Tiga panci besar terisi beragam sayur ditata bersebelahan. Aroma kuah santan dengan irisan bawang goreng begitu melekat saat mendekat lapak milik Siti Ngarofah.

 

Tiga panci dengan sayur berbeda. Yakni lodeh, kare ayam, dan kikil. Masakan ini dinyam-nyam dengan lontong. Kuliner lontong kikil dan kare ayam ini termasuk legendaris. Hanya disajikan ketika sore kala matahari berangsur terbenam.

 

Sajian semakin memikat ketika lontong kikil ini ditaburi sambal parutan kelapa yang disangrai. Kuliner ala santan ini mudah ditemui di Bojonegoro. Misalnya, di PKL Berkah barat Pasar Kota terdapat tiga sampai empat penjual lontong.

KULINER KHAS: Lontong kikil dan kare ayam ini sudah turun-temurun. Hanya dihidangkan ketika sore sampai malam. (DANI WAHYU ALFIANSYAH/RDR.BJN)
- Advertisement -

‘’Enak dinikmati malam hari, karena itu beberapa kali sempatkan makan ke sini,” kata Ilham salah satu pembeli kemarin sore (10/2).

 

Ilham kerap menyempatkan makan lontong kikil. Kuliner ini ada penikmatnya sendiri, meski banyak makanan cepat saji bermunculan. Tentu, menjadi kuliner favorit di akhir pekan.

 

Siti Ngarofah penjual lontong kikil mengatakan, berjualan kuliner ini turun-temurun. Sudah 35 tahun berjualan lontong sayur. ‘’Dari anak saya masih TK sampai punya cucu dua,” ujarnya ditemui menjelang magrib di tengah riuh pengendara pulang kerja.

 

Perempuan asal Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, tersebut setiap harinya hilir mudik menyeberangi Sungai Bengawan Solo untuk berjualan di barat Pasar Kota tersebut.

 

Siti Ngarofah berusaha istikamah berjualan lontong sayur ini meski sudah tidak sekuat dulu lagi. ‘’Memang ditakdirkan berjualan, tetap dinikmati saja,” ujarnya dengan senyum. (dan/rij)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

Suka Mainkan Alat Musik

Sita Ratusan Botol Arak Bali

PPPK Baru Belum Terima THR

Tahun Ini Normalisasi 57 Embung


/