BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Harga gabah kering saat ini menembus Rp 5.300 per kilogram. Harga tersebut tergolong tinggi, namun dalam waktu dekat diprediksi turun seiring luasan lahan yang panen bertambah dan menjelang panen raya.
Ketua Kelompok Tani Desa Bareng, Kecamatan Ngasem Sarmidi mengatakan, harga gabah saat ini mencapai Rp 5.300. Beberapa wilayah sempat menyentuh angka Rp 6.300. Sebab, belum semua lahan panen. ‘’Baru sebagian di Kecamatan Ngasem,” katanya (3/2).
Sarmidi memperkirakan harga gabah segera turun, seiring panen akan berlangsung beberapa wilayah. Bahkan, ketika panen raya harga diprediksi di bawah Rp 5.000. Tahun-tahun sebelumnya ketika panen raya di bawah Rp 4.000. Cuaca juga memengaruhi harga. Ketika intensitas hujan terlalu tinggi, harga gabah potensi anjlok.
Kepala Bidang (Kabid) Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro Moch Rudianto mengatakan, harga gabah saat ini cukup bagus, mencapai Rp 5.300 hingga Rp 5.600. ‘’Menjadi berkah petani di awal tahun,” katanya.
Rudi menjelaskan, Februari ini harga berpotensi turun terlebih luasan panen cukup besar. Bahkan Maret mendatang diprediksi panen raya. ‘’Februari seluas lebih dari 45 ribu hektare akan panen,” jelasnya.
Sebelumnya, menurut Rudi, November dan Desember menjadi puncak tertinggi harga gabah, menembus Rp 5.900. Bahkan di wilayah Kanor menyentuh Rp 6.300.
Sementara itu, berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur 2021 hingga 2023, nilai tukar petani (NTP) Januari tahun ini menjadi tertinggi dibanding bulan di tahun-tahun sebelumnya. NTP mencapai 106,41 persen.
Ketua Tim Statistik Harga BPS Jatim Umar Sjaifudin mengatakan, NTP Januari lalu sebesar 106,41 persen dipengaruhi indeks harga diterima petani sebesar 123,76 persen dibanding dengan indeks harga dibayar petani sebesar 116,30 persen.
NTP hanya rasio antara indeks harga diterima dengan indeks harga dibayar petani. Indeks diterima menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi pertanian. ‘’Dilihat dari harga barang,” jelasnya.
Sedangkan indeks harga yang dibayar menunjukkan perkembangan harga barang atau jasa diperlukan untuk kebutuhan rumah tangga petani dan biaya produksi untuk memproduksi hasil pertanian. NTP terendah pada April 2022 sebesar 100,52 persen. Juga 2021 terjadi April dengan nilai 98,31 persen. (irv/rij)