BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Kemiskinan didominasi penduduk bekerja sektor pertanian perlu mendapat perhatian serius. Jumlah penduduk miskin usia produktif di sektor pertanian 41,37 persen harus ditekan. Tentu meningkatkan pendapatan agar mampu memenuhi kebutuhan dasar. Mulai mengatur pola tanam hingga harga komoditas pertanian bisa stabil.
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Bojonegoro (Unigoro) Darsan mengatakan, untuk meningkatkan pendapatan petani pola tanam perlu diatur. Sehingga tidak kelebihan produksi, dengan begitu harga akan bagus dan pendapatan petani meningkat.
Mmayoritas komoditas tanaman pangan seperti padi dan jagung.
Harga kedua komoditas bisa dikendalikan pemerintah dan perusahaan pakan ternak. Kondisi tersebut berpengaruh pendapatan petani. Sehingga berdampak sektor tenaga kerja. Ditambah gaya hidup konsumtif keluarga tenaga kerja.
Mifta Hulaika akademisi ekonomi mengatakan, kemiskinan adalah keadaan di mana seseorang tidak sanggup memenuhi kebutuhan dasar. Baik makanan, pendidikan, dan kesehatan. Ketika produksi beras sudah banyak, perlu diimbangi kestabilan harga agar pendapatan petani tidak anjlok.
Menurut Mifta, pemkab harus ciptakan ekosistem mensuport penuh sektor pertanian. Tidak sekadar pelatihan produk olahan pertanian, tapi juga pemasaran. ‘’Baik lokal, nasional, bahkan internasional,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Helmy Elisabeth mengatakan, penduduk miskin didominasi sektor pertanian tentu berkaitan erat sebagian besar bekerja sektor tersebut. Tapi, perlu diketahui lebih jelas penduduk miskin sektor pertanian tersebut. ‘’Karena penduduk sebagian besar bekerja sektor pertanian hulu dan hilir,” ujarnya.
Menurut Helmy, perlu diperjelas lagi bahwa penduduk bekerja sektor pertanian atau petani disebut miskin itu seperti apa? Apakah punya aset berupa lahan atau tidak?
Berdasar data BPS Jatim pada publikasi Jatim Dalam Angka 2022 Penduduk Berumur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama sebanyak 318.696 penduduk bekerja di pertanian. Lalu 133.263 penduduk di industri, dan 247.280 penduduk di jasa. (irv/rij)