RATUSAN pedagang tak memiliki los, bedak, toko, dan kios Pasar Bojonegoro Kota kompak menolak saat diberikan sosialisasi relokasi di Pendapa Malowopati kemarin (7/1). Para pedagang terdiri atas pedagang lesehan, pedagang kaki lima, dan pedagang taman Bengawan Solo (TBS) itu menilai sudah merasa aman dan nyaman di Pasar Bojonegoro Kota.
Sumarsono perwakilan pedagang lesehan mengatakan, tidak butuh bangunan baru atau mewah. Pedagang hanya butuh keamanan dan kenyamanan. “Kalau memang ada pemindahan pasar, seharusnya semua pedagang yang pindah. Tidak terkecuali. Karena itu, kami sepakat untuk menolak untuk pindah,” tuturnya.
Hal senada disampaikan Ade Irawan pedagang lainnya, bahwa pasar punya nilai sejarah. “Kenapa hanya pasar mau dibangun ruang terbuka hijau (RTH)? Lalu kenapa tidak sekalian bangunan kantor Perhutani dan kantor Satlantas?,” bebernya.
Ade menambahkan, pindah lokasi itu bukan perkara mudah. “Kami dulu berjualan di pinggir jalan lalu dipindah di dalam tempat parkir pasar saja butuh satu tahun beradaptasi dan cari pelanggan seperti sebelumnya,” tegasnya.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Bojonegoro Sukaemi menyampaikan, bahwa aspirasi seluruh pedagang pasar akan ditampung. Saat ini, tahapannya masih sosialisasi dan menyamakan persepsi. “Selanjutnya nanti tetap akan lakukan sosialisasi kepada pedagang dan kami tampung aspirasi,” ujarnya.
Kemmi, panggilannya, menegaskan relokasi pasar untuk kebaikan para pedagang. “Apalagi para pedagang lesehan dan PKL berada di luar pasar itu kan kalau hujan kehujanan, kalau panas kepanasan,” jelasnya.