27.2 C
Bojonegoro
Sunday, June 4, 2023

Hentikan Perahu Penyeberangan

- Advertisement -

BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Tragedi perahu tenggelam di Desa Semambung, Kecamatan Kanor masih menyisakan trauma mendalam, jasa penyeberangan di titik itu ditutup, perahu tak dioperasikan.
Sehingga, warga perlu menempuh jarak lebih jauh untuk akses menuju Kabupaten Tuban, yakni berpindah ke penyeberangan Desa Gedongarum, Kecamatan Kanor.
“Untuk tambangan tidak lagi difungsikan, tidak ada aktivitas perahu, lagian perahunya saat ini sudah tidak ada lagi,” ujar Kepala Desa (Kades) Semambung, Kecamatan Kanor Neny Racahmawati kemarin (5/11).
Neny menerangkan, sejak tragedi perahu tenggelam yang merenggut korban, warga masih merasakan trauma untuk melintas di jalur lokasi kejadian. Sehingga, warga yang ingin menuju Tuban terpaksa mengambil jalur yang lebih jauh, yakni penyeberangan yang dimiliki Desa Gedongarum dan Desa Kanor.
“Perlu memutar lebih jauh, karena jembatan yang saat ini dibangun juga belum selesai,” tuturnya.
Sebelumnya, transportasi air tersebut menjadi jalur vital warga desa untuk aktivitas sehari-hari. Rerata warga desa merupakan pekerja dan memiliki ruko di Kecamatan Rengel.
Selain itu, kebutuhan sandang dan pangan juga rerata dipasok dari Pasar Rengel, Kabupaten Tuban. “Karena aksesnya lebih dekat dibanding harus ke Pasar Sumberrejo,” imbuhnya.
Abdul Wahid, salah satu warga Desa Semambung menuturkan, walaupun saat kejadian perahu tenggelam tidak ikut dalam rombongan. Masih ada rasa takut saat menyeberang. “Karena kebutuhan, warga harus mencari transportasi lain, pindah ke tambangan Desa Kanor,” terangnya.
Wahid berharap pembangunan jembatan Kanor-Rengel segera selesai, sehingga akses warga menuju Tuban bisa lebih mudah. “Semoga tidak terulang lagi, jembatan menjadi akses warga yang sangat diperlukan teutama untuk warga Desa Semambung,” pungkasnya. (luk)

BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Tragedi perahu tenggelam di Desa Semambung, Kecamatan Kanor masih menyisakan trauma mendalam, jasa penyeberangan di titik itu ditutup, perahu tak dioperasikan.
Sehingga, warga perlu menempuh jarak lebih jauh untuk akses menuju Kabupaten Tuban, yakni berpindah ke penyeberangan Desa Gedongarum, Kecamatan Kanor.
“Untuk tambangan tidak lagi difungsikan, tidak ada aktivitas perahu, lagian perahunya saat ini sudah tidak ada lagi,” ujar Kepala Desa (Kades) Semambung, Kecamatan Kanor Neny Racahmawati kemarin (5/11).
Neny menerangkan, sejak tragedi perahu tenggelam yang merenggut korban, warga masih merasakan trauma untuk melintas di jalur lokasi kejadian. Sehingga, warga yang ingin menuju Tuban terpaksa mengambil jalur yang lebih jauh, yakni penyeberangan yang dimiliki Desa Gedongarum dan Desa Kanor.
“Perlu memutar lebih jauh, karena jembatan yang saat ini dibangun juga belum selesai,” tuturnya.
Sebelumnya, transportasi air tersebut menjadi jalur vital warga desa untuk aktivitas sehari-hari. Rerata warga desa merupakan pekerja dan memiliki ruko di Kecamatan Rengel.
Selain itu, kebutuhan sandang dan pangan juga rerata dipasok dari Pasar Rengel, Kabupaten Tuban. “Karena aksesnya lebih dekat dibanding harus ke Pasar Sumberrejo,” imbuhnya.
Abdul Wahid, salah satu warga Desa Semambung menuturkan, walaupun saat kejadian perahu tenggelam tidak ikut dalam rombongan. Masih ada rasa takut saat menyeberang. “Karena kebutuhan, warga harus mencari transportasi lain, pindah ke tambangan Desa Kanor,” terangnya.
Wahid berharap pembangunan jembatan Kanor-Rengel segera selesai, sehingga akses warga menuju Tuban bisa lebih mudah. “Semoga tidak terulang lagi, jembatan menjadi akses warga yang sangat diperlukan teutama untuk warga Desa Semambung,” pungkasnya. (luk)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/