Bojonegoro Hanya Miliki Dua TPA
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – 520 ton sampah per hari. Jumlah itu dihasilkan dari penduduk Bojonegoro. Betapa besarnya, volume sampah tersebut. Tentu membebani tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. TPA semakin menggunung.
Fenomena ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama agar produksi sampah bisa ditekan. Volume 520 ton itu berasal dari rerata setiap orang menghasilkan 0,4 kilogram (kg) sampah. Semenara warga Bojonegoro 1,3 juta jiwa. Totalnya setiap hari menghasilkan 520 ton sampah.
Sementara, Bojonegoro memiliki dua TPA. Yakni, TPA Banjarsari dengan daya tampung 134.440 meter kubik sampah. Sedangkan, TPA Bandungrejo daya tampungnya 210.000 meter kubik sampah. ‘’Tidak semua sampah itu dibuang di TPA,’’ kata Kabid Persampahan dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro Muhayanah kemarin (5/7).
Dia mengatakan, sampah yang dihasilkan di Bojonegoro memang cukup besar. Sehingga, diperlukan penanganan serius agar sampah tidak merusak lingkungan. Sebagian sampah itu berakhir di TPS yang ada di setiap kecamatan. Bahkan, ada dibuang di lahan milik warga. Terutama warga di pelosok desa. Hal itu tidak memungkinkan petugas sampah mengakutnya.
Muhayana melanjutkan, kondisi TPA Banjasari saat ini sudah hampir overload. Setiap hari sampah masuk ke TPA Banjarsari sebesar 65 ton. Diperkirakan tiga tahun lagi sudah tidak mampu lagi menampung sampah. Sehingga, harus dibuatkan TPA baru agar pembuangan sampah tidak dipusatkan di TPA Banjarsari.

Luas TPA Banjarsari adalah 4,9 hektare. Kapasitasnya bisa menampung 134.440 meter kubik sampah. Dari kapasitas itu saat ini masih tersisa 66.561 meter kubik.
Menurut Muhayana, TPA baru akan dibangun di wilayah Temayang. Namun, adanya permasalahan lahan membuat proses pembangunan diperkirakan baru dimulai tahun depan. Lahan untuk pembangunan TPA sudah tersedia. Namun, akses jalannya masih belum ada.
Akses rencananya digunakan jalan milik Perhutani. Sehingga, DLH harus mengajukan izin penggunaan lahan ke Perhutani pusat. ‘’Kemungkinan baru bisa dibangun tahun depan,’’ jelasnya.
Selain membuat TPA, DLH membuat bank sampah setiap desa. Itu membantu mengurangi volume sampah. Bank sampah itu berbagai sampah akan disortir. Kemudian didaur ulang.
Ketua Komisi C DPRD Bojonegoro Mochlasin Afan meminta pemkab menambah jumlah TPA. Mengingat tingginya sampah dihasilkan. Volume sampah itu terus meningkat seiring gaya hidup masyarakat.
Serta, jumlah penduduk semakin banyak akan membuat volume sampah terus meningkat. ‘’Solusinya ya itu, membuat TPA baru,’’ jelasnya.
Selain itu, masyarakat harus diberikan edukasi pelatihan daur ulang sampah. Sehingga, sampah bisa dimanfaatkan tidak dibuang di TPA. ‘’Cara ini akan mengurangi volume sampah,’’ jelasnya. (zim/rij)