Budidaya Lele Diproyeksikan Produk Rumahan hingga Ekspor
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – DM Fish Academy merupakan sentra budidaya ikan lele di Desa Mojodeso, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro. Budidaya ikan lele ini bermula dari latar belakang Didik Mukrianto selaku pemilik usaha sebagai eksportir hasil laut. Selain itu, adanya potensi bagus untuk budidaya ikan lele di Bojonegoro.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) tersebut mengatakan, sudah menggeluti bidang tentang hasil laut dan ikan-ikan darat seperti lele ini sejak 15-20 tahun lalu. Bagi Didik, hal ini sudah menjadi bisnis yang hasilnya telah berhasil diekspor hingga ke luar negeri. ‘’Berhubung rumah saya di Bojonegoro, saya ingin rumah saya ini ramai dengan usaha saya juga,’’ ujarnya.
Selain itu, dia juga melihat bagaimana dari awal masyarakat Bojonegoro sangat terbiasa dengan ikan lele. Masyarakat banyak memelihara ikan lele, tapi persepsi yang dia dengar dari masyarakat itu banyak tidak untung karena berbagai faktor.
Setelah dilakukan riset dan edukasi dengan timnya. Diketahui ada yang salah dengan tata kelola atau manajemen budidaya rerata masyarakat. ‘’Sehingga tidak ada yang untung,’’ katanya.
Menurut Didik, faktor utama yang mempengaruhi kerugian masyarakat adalah pada saat panen dan hasilnya tidak diambil oleh pembeli atau tengkulak. Sehingga lele-lele tersebut akan kebesaran (oversize) karena terus dikasih makan. ‘’Kalau kebesaran, maka tidak laku,’’ bebernya.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Didik mencoba hadir di tengah-tengah masyarakat Bojonegoro. Dengan memberikan solusi untuk masyarakat, khususnya badan usaha milik desa (Bumdes).
Dengan tujuan membangun circle ekonomi atau ekonomi sekuler yang bisa bergerak dan bisa dijalankan oleh siapapun. ‘’Bagaimanapun juga saya adalah pelayan dan abdinya masyarakat Bojonegoro di DPR RI,’’ tambahnya.
Selain didedikasikan untuk bisnis, DM Fish Academy juga bertujuan untuk pemberdayaan ekonomi buat masyarakat sekitar. ‘’Kami siap untuk menjadi mitra. Mulai hulu hingga hilir sudah kami siapkan. Termasuk pembibitan, pakan mandiri, hingga penampungan hasil panen,’’jelasnya.
Dia menambahkan, konsepnya kedepan, jika masyarakat tertarik bermitra, bibit dan pakan ikan bisa kami suply dengan harga di bawah pasar. Selain itu, juga akan dilakukan pelatihan dan pendampingan.
Didik mengatakan, bahwa orientasinya bukan hanya untuk memasok pasar-pasar lokal saja. Tapi, juga ekspor dan ada produk rumahan. Misal, lele siap saji yang dikemas frozen food, nuget lele, hingga bakso lele.
Tapi pengembangannya bukan di pabrik, melainkan home industri dari ibu-ibu di desa. ‘’Harapan kita juga, adik-adik di SMP dan SMA yang hanya main handphone itu bisa produktif dengan berjualan produk ini,’’ jelasnya. (ewi/msu)
