Radar Tuban – Debat Publik Putaran Ketiga Paslon Bupati-Wabup Pilkada Tuban di studio JTV Surabaya tadi malam diwarnai pernyataan apresiasi atas capaian pemerintahan sebelumnya, meski dengan catatan perbaikan dan menyinggung tinggalan bermasalah pemerintahan pendahulunya.
Untuk apresiasi, hanya paslon nomor urut 1 cabup Chozanah Hidayati-cawabup M. Anwar dan paslon nomor urut 3 cabup Setiajit-cawabup RM Armaya Mangkunegara yang memberikan pujian atas capaian pemerintahan sebelumnya. Khozanah-Anwar setidaknya dua kali menyampaikan apresiasi.
Pada penyampaian visi misi, sesuai tema debat Tata Kelola Pemerintah dan Pelayanan, Chozanah menyatakan reformasi birokrasi yang dicapai pemerintahan sebelumnya cukup baik dan akan dilanjutkan dan dimaksimalkan. ‘’Kami akan meneruskan dan memperaiki,’’ ujar mantan anggota DPRD Provinsi Jatim itu.
Pujian kembali disampaikannya pada sesi menjawab pertanyaan panelis terkait keberadaan Mal Pelayanan Publik (MPP) di Tuban. Mbak Ana, panggilan akrab Khozanah Hidayati menyatakan, peningkatan pelayanan setelah berdirinya MPP tersebut akan dilanjutkan kalau dirinya terpilih.
Sementara cabup Setiajit hanya sekali memberikan apresiasi terkait reformasi birokrasi yang ditorehkan pemerintahan sebelumnya. ‘’Kami akan melanjutkan yang baik,’’ kata dia yang kemudian menyampaikan sejumlah catatan perbaikan. Salah satunya peningkatan pengawasan dan akuntabilitas pemerintahan.
Terkait MPP, Setiajit hanya menyampaikan pentingnya peningkatan pelayanan publik tanpa memberikan apresiasi atas capaian pemerintahan sebelumnya tersebut. Dia juga tidak memberikan pendapat untuk melanjutkan atau tidak MPP, sebagaimana materi pertanyaan panelis yang dibacakan pemandu debat Riskiani Putri.
Begitu juga paslon bupati-wabup nomor urut dua Aditya Halindra Faridzky-Riyadi. Keduanya tidak menyampaikan apresiasi terhadap MPP maupun menyatakan melanjutkan program tersebut. Sementara tinggalan bermasalah peme rintahan sebelumnya dibuka cawabup M. Anwar.
Pada sesi debat antarpaslon, dia memberikan pertanyaan kepada paslon nomor urut tiga terkait upaya agar polemik seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) pada 2009 tidak terulang. Polemik tersebut terkait CPNS yang diterima berdasarkan versi pemkab, bukan versi tes perguruan tinggi penguji yang ditunjuk pemkab setempat.
Mendapat pertanyaan tersebut, Setiajit menjawab bahwa masalah tersebut tidak akan terulang karena sekarang ini rekrutmen aparatur sipil negara (ASN) menerapkan sistem online.
Tinggalan bermasalah pemerintahan sebelumnya juga disampaikan cawabup Armaya. Ketika memberikan pertanyaan kepada paslon nomor urut dua, dia menanyakan masalah Terminal Wisata Kambang Putih dan Pasar Besar Tuban.
Mendapat pertanyaan tersebut, Lindra, panggilan akrab Aditya Halindra Faridzky mengatakan, seharusnya terminal wisata menjadi kebangsaan masyarakat Tuban. Dia juga mengatakan, terminal tersebut dikonsep nyambung dengan Pantai Boom.
Terkait pasar, Lindra mengungkapkan, pasar modern tersebut tidak dibangun dengan dana anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). Ketika menyampaikan pembelaan, putra mantan bupati Tuban Haeny Relawati Rini Widyastuti itu balik menyindir agar tidak malu mengakui capaian luar biasa pemerintahan sebelumnya. Dia juga menyatakan jangan gengsi untuk melanjutkan.