28.5 C
Bojonegoro
Sunday, April 2, 2023

Pertahankan Kearifan Lokal untuk Penyelamatan

- Advertisement -

MITOS di suatu wilayah tak lepas dari kearifan lokal sekaligus budaya sudah dibangun ratusan tahun. Apalagi Bengawan Solo termasuk bengawan purba. Sehingga, ada banyak cerita mewarnai dari zaman ke zaman. Salah satunya mitos onggo-inggi cukup kental di ingatan warga bantaran Bengawan Solo.

 

Lugito salah satu petugas SAR menyampaikan, mitos onggo-inggi diketahui warga dari Bojonegoro barat hingga timur. “Sosoknya hanya menampakkan diri. Kalau setelah melihat sosoknya, lalu orangnya tenggelam ya bisa saja terjadi,” kata ketua Elang Bengawan Rescue itu.

 

Bahkan, sering dengar cerita ketika orang mancing tidak sengaja melihat penampakan onggo-inggi, nantinya dapat banyak ikan. “Jadi bisa saja ada banyak versi dan penilaian,” tuturnya.

- Advertisement -

 

Terkait kejadian orang tenggelam, pria kelahiran 1970 itu menyampaikan hampir setiap proses penyelamatan orang tenggelam tak pernah meninggalkan kearifan lokal. Apalagi ketika tim SAR tak kunjung menemukan jasad orang tenggelam.

 

Selaku petugas SAR setidaknya berkonsultasi dengan kiai atau paranormal setempat. Dia pun rutin tumpengan ayam panggang tiap malam Jumat pahing dan jajanan pasar tiap malam Jumat legi.

 

“Tumpengan rutin itu bentuk doa kepada tuhan agar tambangan diberi keselamatan dan kelancaran,” ujar tim rescue asal Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk.

 

Sering berkembang cerita orang tenggelam ketika air bengawan surut atau musim kemarau, dikaitkan peristiwa berbau mistis. Padahal, bisa saja orang tersebut kurang mawas diri karena merasa air surut, jadi dipikir sudah aman. Padahal ada kemungkinan cekungan di dalam bengawan, jadi tak jarang ketika berjalan tiba-tiba tenggelam. (bgs/rij)

MITOS di suatu wilayah tak lepas dari kearifan lokal sekaligus budaya sudah dibangun ratusan tahun. Apalagi Bengawan Solo termasuk bengawan purba. Sehingga, ada banyak cerita mewarnai dari zaman ke zaman. Salah satunya mitos onggo-inggi cukup kental di ingatan warga bantaran Bengawan Solo.

 

Lugito salah satu petugas SAR menyampaikan, mitos onggo-inggi diketahui warga dari Bojonegoro barat hingga timur. “Sosoknya hanya menampakkan diri. Kalau setelah melihat sosoknya, lalu orangnya tenggelam ya bisa saja terjadi,” kata ketua Elang Bengawan Rescue itu.

 

Bahkan, sering dengar cerita ketika orang mancing tidak sengaja melihat penampakan onggo-inggi, nantinya dapat banyak ikan. “Jadi bisa saja ada banyak versi dan penilaian,” tuturnya.

- Advertisement -

 

Terkait kejadian orang tenggelam, pria kelahiran 1970 itu menyampaikan hampir setiap proses penyelamatan orang tenggelam tak pernah meninggalkan kearifan lokal. Apalagi ketika tim SAR tak kunjung menemukan jasad orang tenggelam.

 

Selaku petugas SAR setidaknya berkonsultasi dengan kiai atau paranormal setempat. Dia pun rutin tumpengan ayam panggang tiap malam Jumat pahing dan jajanan pasar tiap malam Jumat legi.

 

“Tumpengan rutin itu bentuk doa kepada tuhan agar tambangan diberi keselamatan dan kelancaran,” ujar tim rescue asal Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk.

 

Sering berkembang cerita orang tenggelam ketika air bengawan surut atau musim kemarau, dikaitkan peristiwa berbau mistis. Padahal, bisa saja orang tersebut kurang mawas diri karena merasa air surut, jadi dipikir sudah aman. Padahal ada kemungkinan cekungan di dalam bengawan, jadi tak jarang ketika berjalan tiba-tiba tenggelam. (bgs/rij)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

Tetap Latihan Selama Bulan Puasa

Cari Inspirasi dari Traveling

Coba Bikin Ramen


/