- Advertisement -
JAYA Prasetya salah seorang penonton mengatakan, rutin menonton open mic, sejak dua tahun terakhir. Sebelumnya, dirinya hanya menonton melalui media YouTube, namun setelah mencoba melihat ternyata jauh lebih seru. “Seperti halnya musik, tentu kalau lihat langsung sangat berbeda dari pada di media sosial,” ungkapnya.
Jaya menambahkan bahwa menonton open mic untuk melepas penat di akhir pekan. Apalagi materi yang disampaikan sangat beragam, mulai dari yang ringan sampai yang berat. “Karena tidak hanya ketawa dan melepas stres, tetapi juga dapat cerita yang menarik atau bahkan wawasan yang sebelumnya aku gak tahu,” ungkapnya kemarin (4/3).
Ahmadin, salah seorang komika senior asal Kecamatan Sumberrejo mengungkapkan bahwa semakin populernya seni tersebut, semakin banyak juga masyarakat yang mencoba. Namun hanya beberapa saja yang mampu konsisten, atau bahkan menembus kelas nasional. “Banyak yang menganggapnya mudah, padahal seni ini juga perlu belajar dan jam terbang. karena untuk membuat materi 5 menit saja butuh waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun,” pungkasnya. (dan/rij)
JAYA Prasetya salah seorang penonton mengatakan, rutin menonton open mic, sejak dua tahun terakhir. Sebelumnya, dirinya hanya menonton melalui media YouTube, namun setelah mencoba melihat ternyata jauh lebih seru. “Seperti halnya musik, tentu kalau lihat langsung sangat berbeda dari pada di media sosial,” ungkapnya.
Jaya menambahkan bahwa menonton open mic untuk melepas penat di akhir pekan. Apalagi materi yang disampaikan sangat beragam, mulai dari yang ringan sampai yang berat. “Karena tidak hanya ketawa dan melepas stres, tetapi juga dapat cerita yang menarik atau bahkan wawasan yang sebelumnya aku gak tahu,” ungkapnya kemarin (4/3).
Ahmadin, salah seorang komika senior asal Kecamatan Sumberrejo mengungkapkan bahwa semakin populernya seni tersebut, semakin banyak juga masyarakat yang mencoba. Namun hanya beberapa saja yang mampu konsisten, atau bahkan menembus kelas nasional. “Banyak yang menganggapnya mudah, padahal seni ini juga perlu belajar dan jam terbang. karena untuk membuat materi 5 menit saja butuh waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun,” pungkasnya. (dan/rij)