BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Wilayah Bojonegoro sebagai salah satu kabupaten yang terpanjang dilintasi Sungai Bengawan Solo. Ada 14 kecamatan dilintasi sungai terpanjang di Pulau Jawa ini.
Konsekuensinya tentu butuh jembatan.
Peran bangunan jembatan sangat berperan. Khususnya berperan menjembatani perekonomian masyarakat antarkecamatan di Bojonegoro maupun antarkabupaten perbatasan Bojonegoro.
Saat ini, wilayah Bojonegoro terdapat sembilan jembatan melintas Bengawan Solo. Membuka akses menjadi hal penting agar mobilitas warga tercapai. Laju ekonomi bisa merambah. Inilah sembilan jembatan.
1. Jembatan Kalikethek.
Jembatan ini jurusan Bojonegoro Kota-Trucuk (Desa Banjarsari). Akses jembatan ini menjadi jalan provinsi. Bisa menyambungkan ke Tuban.
2. Jembatan Glendeng.
Jembatan ini jurusan Bojonegoro-Soko (Tuban). Jembatan ini sempat rusak pada November 2020. Dan mulai awal 2022 ini jembatan mulai bisa dilintasi usai pengerjaan tuntas.
3. Jembatan Sosrodilogo.
Jembatan ini jurusan Bojonegoro Kota-Trucuk. Jembatan ini dibangun tanpa tiang. Kini menjadi ikon Bojonegoro karena bangunan megah disertai pernak pernik lampu hias.
4. Jembatan Bendungan Gerak.
Jembatan ini akses jurusan Kalitidu-Trucuk. Jembatan ini satu bagian dengan bangunan Bendung Gerak. Dibangun oleh pemerintah pusat.
5. Jembatan Padangan-Kasiman.
Jembatan ini di sisi barat. Mempermudah warga Kecamatan Kasiman dan Kedewan untuk menuju ke kawasan Kota. Tanpa memutar lagi lewat Cepu, Blora.
6. Jembatan Kalitidu-Malo
Jembatan ini membuka akses antarkecamatan. Jembatan didesain bagus dengan tiang melengkung.
7. Jembatan Padangan-Cepu Kabupaten Blora).
Jembatan ini menjadi akses antarkabupaten. Juga akses antara Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Ada dua jembatan. Satunya sudah rusak dan tidak terpakai.
8. Jembatan Ngraho-Medalem Kabupaten Blora).
Jembatan ini membuka akses sisi barat selatan. Membuka akses antarkabupaten. Jembatan baru diresmikan Januari 2021. Dibangun dengan biaya APBD Bojonegoro.
9. Jembatan Kanor-Rengel Tuban.
Jembatan Kanor-Rengel (Kare) ini dalam waktu dekat bisa dilintasi. Proses pengerjaan sepanjang 2021. Dan akan bisa dilintasi awal 2022 ini. Dibangun Pemkab Bojonegoro.
Dari sembilan jembatan ini, tentu pekerjaan rumah (PR) besar yakni mengembangkan ekonomi. Juga merawat Bengawan Solo agar lestari agar jembatan menjadi kuat menopang.
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Bojonegoro (Unigoro) Retno Muslinawati mengungkapkan, bahwa manfaat dari jembatan-jembatan melintasi Bengawan Solo tentunya kemudahan transportasi masyarakat antarkecamatan maupun antarkabupaten.
Juga setiap jembatan sudah bisa dipastikan akan bermunculan pedagang-pedagangan di sekitarnya.
“Pelaku usaha seperti warung atau kafe tempat nongkrong pasti bermunculan sekitar jembatan. Jadi sudah pasti mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar,” ujarnya.
Kesembilan jembatan tersebut secara tidak langsung selain mempermudah akses transportasi masyarakat. Serta diharapkan bisa menggerakkan perekonomian masyarakat di sekitar jembatan.
Namun, Retno menilai pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar jembatan harus diikuti dengan perhatian Pemkab Bojonegoro. Khususnya dalam hal pemberdayaan kapasitas dan kapabilitas masyarakat. “Pemberdayaan dari sisi kemampuan, kemauan, pemberian pelatihan-pelatihan, permodalan, dan sebagainya,” tuturnya.
Karena hal terpenting saat ini ialah mengubah pola pikir para pelaku usaha mikro agar tidak hanya bermental pedagang saja. Tapi, juga perlu memiliki mental sebagai pengusaha. Selain itu, perlu punya mental sebagai produsen. Jadi tidak hanya mengandalkan kulakan atau sebagai distributor saja.
“Tapi hal tersebut perlu penelitian lebih lanjut guna menguraikannya,” jelasnya.