- Advertisement -
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Alokasi pupuk bersubsidi di Bojonegoro ditambah, namun tidak semua jenis. Hanya urea dan NPK. Urea mendapatkan tambahan 1.046 ton. Sedangkan, NPK mendapakan tambahan 6.390 ton.
‘’Kuota pupuk bersubsidi di Bojonegoro tahun ini 125.211 ton,’’ jelas Kabid Sarana, Prasarana, dan Perlindungan Tanaman Dinas Ketahanan Pangan, dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro RA. Retno Budi Widayanto.
Saat ini, dua jenis pupuk itulah masih diberikan subsidi oleh pemerintah. Sedangkan, ZA dan SP-36 tidak lagi disubsidi mulai tahun ini. Namun, untuk tanaman holtikulura masih tetap ada subsidi. Adapun serapan pupuk urea sudah mencapai 62 persen. Sedangkan, NPK 68 persen. Namun, adanya tambahan membuat kuota pupuk jadi lebih banyak.
- Advertisement -
Wakil Ketua Komisi B DPRD Sigit Kushariyanto mengatakan, dinas terkait harus memastikan kuota pupuk di Bojonegoro harus mencukupi. Terutama saat ini sudah mulai memasuki musim penghujan. ‘’Tentu kebutuhan pupuk semakin banyak,’’ jelasnya.
Pupuk bersubsisi masih menjadi andalan petani meningkatkan hasil pertanian. Sehingga, ketersediaan pupuk menjadi hal harus diperhatikan. Itu karena petani tidak mungkin membeli pupuk nonsubsidi harganya lebih mahal.
Menurut Sigit, kebutuhan pupuk bersubsidi terus meningkat setiap tahun. Itu karena luas areal lahan pertanian kerap bertambah. Misalnya, lahan hutan baru dijadikan lahan pertanian. Secara otomatis juga membutuhkan pasokan pupuk. ‘’Jadi kebutuhan itu tetap harus dijaga,’’ jelasnya. (zim/rij)
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Alokasi pupuk bersubsidi di Bojonegoro ditambah, namun tidak semua jenis. Hanya urea dan NPK. Urea mendapatkan tambahan 1.046 ton. Sedangkan, NPK mendapakan tambahan 6.390 ton.
‘’Kuota pupuk bersubsidi di Bojonegoro tahun ini 125.211 ton,’’ jelas Kabid Sarana, Prasarana, dan Perlindungan Tanaman Dinas Ketahanan Pangan, dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro RA. Retno Budi Widayanto.
Saat ini, dua jenis pupuk itulah masih diberikan subsidi oleh pemerintah. Sedangkan, ZA dan SP-36 tidak lagi disubsidi mulai tahun ini. Namun, untuk tanaman holtikulura masih tetap ada subsidi. Adapun serapan pupuk urea sudah mencapai 62 persen. Sedangkan, NPK 68 persen. Namun, adanya tambahan membuat kuota pupuk jadi lebih banyak.
- Advertisement -
Wakil Ketua Komisi B DPRD Sigit Kushariyanto mengatakan, dinas terkait harus memastikan kuota pupuk di Bojonegoro harus mencukupi. Terutama saat ini sudah mulai memasuki musim penghujan. ‘’Tentu kebutuhan pupuk semakin banyak,’’ jelasnya.
Pupuk bersubsisi masih menjadi andalan petani meningkatkan hasil pertanian. Sehingga, ketersediaan pupuk menjadi hal harus diperhatikan. Itu karena petani tidak mungkin membeli pupuk nonsubsidi harganya lebih mahal.
Menurut Sigit, kebutuhan pupuk bersubsidi terus meningkat setiap tahun. Itu karena luas areal lahan pertanian kerap bertambah. Misalnya, lahan hutan baru dijadikan lahan pertanian. Secara otomatis juga membutuhkan pasokan pupuk. ‘’Jadi kebutuhan itu tetap harus dijaga,’’ jelasnya. (zim/rij)