DIBANGUN PRA-KEMERDEKAAN: Pengendara melintas di Jembatan Merah Desa Buntalan, Kecamatan Temayang. (AHMAD ALFIANSYAH MG-1/RDR.BJN)
- Advertisement -
BOJONEGORO,Radar Bojonegoro – Bersejarah, jembatan peninggalan masa Hindia Belanda masih berdiri kokoh di atas aliran Kali Pacal. Jembatan Merah, begitu orang-orang menyebutnya. Jembatan berada di Desa Buntalan, Kecamatan Temayang, Bojonegoro, ini cukup terawat. Dan menjadi akses penghubung antar desa.
Jembatan ini menjadi akses utama bagi warga setempat untuk menyebrangi antardesa. Jembatan ini menghubungkan Desa Buntalan, dengan Desa Jono kecamatan Temayang. Serta menjadi jalan tembusan menuju ke Kecamatan Sugihwaras.
Jembatan rangka baja ini masih kokoh berdiri. Meski rangka baja berkarat, kendaraan roda dua maupun roda empat masih bisa melintas. Khususnya roda empat harus bergantian, karena lebar jembatan kurang lebih hanya lima meter.
Berdasar data dihimpun Jawa Pos Radar Bojonegoro, jembatan tersebut dibangun pra kemerdekaan atau masa kolonial Belanda. Di masa lampau jembatan itu bukan jembatan untuk kendaaran bermotor, melainkan kereta loco.
‘’Warga menyebutnya Jembatan Merah,’’ ujar salah satu warga saat di lokasi. (bgs/mg-1/rij)
DIBANGUN PRA-KEMERDEKAAN: Pengendara melintas di Jembatan Merah Desa Buntalan, Kecamatan Temayang. (AHMAD ALFIANSYAH MG-1/RDR.BJN)
BOJONEGORO,Radar Bojonegoro – Bersejarah, jembatan peninggalan masa Hindia Belanda masih berdiri kokoh di atas aliran Kali Pacal. Jembatan Merah, begitu orang-orang menyebutnya. Jembatan berada di Desa Buntalan, Kecamatan Temayang, Bojonegoro, ini cukup terawat. Dan menjadi akses penghubung antar desa.
Jembatan ini menjadi akses utama bagi warga setempat untuk menyebrangi antardesa. Jembatan ini menghubungkan Desa Buntalan, dengan Desa Jono kecamatan Temayang. Serta menjadi jalan tembusan menuju ke Kecamatan Sugihwaras.
Jembatan rangka baja ini masih kokoh berdiri. Meski rangka baja berkarat, kendaraan roda dua maupun roda empat masih bisa melintas. Khususnya roda empat harus bergantian, karena lebar jembatan kurang lebih hanya lima meter.
Berdasar data dihimpun Jawa Pos Radar Bojonegoro, jembatan tersebut dibangun pra kemerdekaan atau masa kolonial Belanda. Di masa lampau jembatan itu bukan jembatan untuk kendaaran bermotor, melainkan kereta loco.
‘’Warga menyebutnya Jembatan Merah,’’ ujar salah satu warga saat di lokasi. (bgs/mg-1/rij)
DIBANGUN PRA-KEMERDEKAAN: Pengendara melintas di Jembatan Merah Desa Buntalan, Kecamatan Temayang. (AHMAD ALFIANSYAH MG-1/RDR.BJN)