24.9 C
Bojonegoro
Tuesday, May 30, 2023

Hadi, Pembuat Gula Cair dari Buah Siwalan

- Advertisement -

Radar Tuban – Legen murni yang baru turun dari pohon tak bisa bertahan lebih dari 12 jam. Inilah yang mem buat para petani legen bingung saat legen mereka tak laku. Pilihannya dibuang atau diolah kembali dengan direbus. Jika direbus, rasa legen bisa berubah. Dan ini yang dihindari sejumlah petani legen.

‘’Jika tak laku, beberapa petani legen lebih memilih membuang legen. Daripada direbus rasanya berbeda,” kata Hadi Purwanto. Keluhan legen tak laku itulah yang menjadi ide Hadi untuk memulai usaha gula cair kemasan. 

Selama ini gula cair yang banyak beredar adalah nira aren dan gula merah. Sementara Tuban memiliki bahan gula cair yang tak kalah manis. Apalagi legen Tuban selama ini sudah sangat dikenal masyarakat.

‘’Daripada legen dibuang, lebih baik diolah agar tetap memiliki nilai jual yang ekonomis,” kata dia. Pria yang tinggal di Desa Prunggahan Wetan, Kecamatan Semanding ini menjelaskan gula cair buatannya harus memanfaatkan legen murni.

Jika ada campuran, rasa gula cair tidak lagi sedap. Karena memanfaatkan legen murni, gula cair dari nira siwalan ini rasanya lebih manis jika dibanding dengan pemanis sejenisnya.

- Advertisement -

‘’Beberapa pembeli mengatakan daripada pemanis buatan, lebih aman gula cair legen ini,’’ ujarnya. Pelatih kempo ini mengatakan 1,5 liter legen murni hanya bisa menghasilkan maksimal 250 mililiter (ml) gula cair.

Hadi membocorkan sedikit caranya, legen yang baru turun dari pohon tersebut direbus dengan api kecil selama satu hingga dua jam. Hasil gula akan lebih maksimal jika menggunakan tungku atau perapian dari kayu.

‘’Satu hari maksimal bisa memproduksi 7,5 liter gula cair kemasan siap jual,’’ jelasnya. Hadi mengatakan jumlah petani legen di sekitar rumahnya sangat banyak. Sebagian besar dari mereka menggantungkan kepulan asap dapur hanya dari jualan nira buah siwalan tersebut.

Jika legen tak laku, para petani hanya bisa pasrah. Setelah ada kemasan gula cair yang diberi merek Juroh tersebut, para petani bisa sedikit lebih lega. ‘’Rutin dipesan orang Lamongan, Surabaya, Sidoarjo, dan beberapa kota lain di Jawa Tengah,’’ lanjutnya.

Kelebihan lain Juroh tanpa pengawet dan bisa bertahan selama 1 bulan. Jika disimpan di kondisi dingin dalam kulkas, gula cair tersebut bisa bertahan hingga 3 bulan. Selama ini gula cair siwalan buatan Hadi mulai banyak dilirik para penjual minuman dingin.

Mereka memilih gula cair siwalah karena tak menggunakan pengawet dan lebih aman dikonsumsi. ‘’Rata-rata dibeli untuk pemanis es cao, es dawet, bubur, dan sema camnya,’’ jelasnya.

Satu bulan rata-rata Hadi bisa menjual 60 botol gula cair siwalan ukuran 250 ml hingga 500 ml. Selain dari kalangan pedagang, sebagian peminat gula cair tersebut adalah penderita diabetes atau kencing manis.

Dikatakan Hadi, mereka percaya gula dari nira siwalan bisa jadi alternatif pemanis yang lebih aman untuk tubuh. ‘’Daripada beli pemanis buatan yang tak jelas bahan kimianya, pembeli lebih memilih pemanis yang jelas bahannya,’’ ungkap dia.

Radar Tuban – Legen murni yang baru turun dari pohon tak bisa bertahan lebih dari 12 jam. Inilah yang mem buat para petani legen bingung saat legen mereka tak laku. Pilihannya dibuang atau diolah kembali dengan direbus. Jika direbus, rasa legen bisa berubah. Dan ini yang dihindari sejumlah petani legen.

‘’Jika tak laku, beberapa petani legen lebih memilih membuang legen. Daripada direbus rasanya berbeda,” kata Hadi Purwanto. Keluhan legen tak laku itulah yang menjadi ide Hadi untuk memulai usaha gula cair kemasan. 

Selama ini gula cair yang banyak beredar adalah nira aren dan gula merah. Sementara Tuban memiliki bahan gula cair yang tak kalah manis. Apalagi legen Tuban selama ini sudah sangat dikenal masyarakat.

‘’Daripada legen dibuang, lebih baik diolah agar tetap memiliki nilai jual yang ekonomis,” kata dia. Pria yang tinggal di Desa Prunggahan Wetan, Kecamatan Semanding ini menjelaskan gula cair buatannya harus memanfaatkan legen murni.

Jika ada campuran, rasa gula cair tidak lagi sedap. Karena memanfaatkan legen murni, gula cair dari nira siwalan ini rasanya lebih manis jika dibanding dengan pemanis sejenisnya.

- Advertisement -

‘’Beberapa pembeli mengatakan daripada pemanis buatan, lebih aman gula cair legen ini,’’ ujarnya. Pelatih kempo ini mengatakan 1,5 liter legen murni hanya bisa menghasilkan maksimal 250 mililiter (ml) gula cair.

Hadi membocorkan sedikit caranya, legen yang baru turun dari pohon tersebut direbus dengan api kecil selama satu hingga dua jam. Hasil gula akan lebih maksimal jika menggunakan tungku atau perapian dari kayu.

‘’Satu hari maksimal bisa memproduksi 7,5 liter gula cair kemasan siap jual,’’ jelasnya. Hadi mengatakan jumlah petani legen di sekitar rumahnya sangat banyak. Sebagian besar dari mereka menggantungkan kepulan asap dapur hanya dari jualan nira buah siwalan tersebut.

Jika legen tak laku, para petani hanya bisa pasrah. Setelah ada kemasan gula cair yang diberi merek Juroh tersebut, para petani bisa sedikit lebih lega. ‘’Rutin dipesan orang Lamongan, Surabaya, Sidoarjo, dan beberapa kota lain di Jawa Tengah,’’ lanjutnya.

Kelebihan lain Juroh tanpa pengawet dan bisa bertahan selama 1 bulan. Jika disimpan di kondisi dingin dalam kulkas, gula cair tersebut bisa bertahan hingga 3 bulan. Selama ini gula cair siwalan buatan Hadi mulai banyak dilirik para penjual minuman dingin.

Mereka memilih gula cair siwalah karena tak menggunakan pengawet dan lebih aman dikonsumsi. ‘’Rata-rata dibeli untuk pemanis es cao, es dawet, bubur, dan sema camnya,’’ jelasnya.

Satu bulan rata-rata Hadi bisa menjual 60 botol gula cair siwalan ukuran 250 ml hingga 500 ml. Selain dari kalangan pedagang, sebagian peminat gula cair tersebut adalah penderita diabetes atau kencing manis.

Dikatakan Hadi, mereka percaya gula dari nira siwalan bisa jadi alternatif pemanis yang lebih aman untuk tubuh. ‘’Daripada beli pemanis buatan yang tak jelas bahan kimianya, pembeli lebih memilih pemanis yang jelas bahannya,’’ ungkap dia.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/