26.6 C
Bojonegoro
Saturday, June 10, 2023

Tuban Masih Masuk Dalam Lima Besar Kabupaten Termiskin se-Jatim

- Advertisement -

Radar Tuban – Kerja Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzy bersama jajarannya dalam menanggulangi kemiskinan di Kabupaten Tuban tidak bisa hanya biasa-biasa saja. Pasalnya, selain masih menempati peringkat lima termiskin dari 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur, jumlah duafa di Bumi Wali semakin banyak.

Sulitnya mengentas kemiskinan tersebut dibenarkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tuban Eko Mardiana. Mardiana mengatakan, persentase kemiskinan di Kabupaten Tuban hingga akhir 2020 mencapai 15,91 persen atau 187.130 jiwa. Angka tersebut naik 1,33 persen year on year (YoY) dari tahun sebelumnya yang mencapai 14,58 persen.

‘’Peringkat kemiskinan di Tuban masih sama dengan tahun sebelumnya, yakni lima (termiskin) dari bawah se-Jawa Timur. Dari segi persentase ke miskinannya juga meningkat,’’ kata Mardiana kepada Jawa Pos Radar Tuban kemarin (2/9).

Mardiana mengungkapkan, meningkatnya angka kemiskinan yang dipicu pandemi Covid-19 sejak Maret 2019 hampir merata di banyak daerah, termasuk kabupaten/kota se-Jawa Timur. Artinya, setiap kabupaten/kota menghadapi masalah yang sama.

‘’Dampak pandemi ini memang memukul banyak sektor yang memicu kemiskinan,’’ terang alumni Univeritas Negeri Jember (Unej) itu.

- Advertisement -

Fakta kemiskinan yang semakin meningkat ini menegaskan bahwa beragam kebijakan bantuan yang diterapkan pemerintah–sebagai strategi dalam menahan laju meningkatnya angka kemiskinan akibat pandemi Covid-19 tidak bisa optimal. Artinya, meski masyarakat sudah mendapatkan bantuan, namun untuk memenuhi kebutuhan yang lain masih belum mampu.

‘’Kemiskinan ini dipicu karena masyarakat tidak mampu menjangkau harga-harga barang,’’ ujar perempuan yang pernah bertugas di BPS Provinsi Papua itu.

Selain persentase kemiskinan yang meningkat dan masih terbenam di dasar klasemen lima besar kabupaten/kota termiskin di Jawa Timur, kondisi ekonomi di Tuban juga sedang lesu. Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi di Tuban selama 2020 juga terpuruk hingga minus -5,85 persen YoY dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 5,14 persen.

Potret ekonomi ini sungguh sangat memprihatinkan. Belum lagi inflasi yang juga terbilang tinggi. Pada akhir Juli lalu inflasi di Tuban sebesar 1,49 persen. Karena itu, tuntutan kerja ekstra keras bupati Aditya Halindra Faridzky bersama jajarannya dalam melakukan pemulihan ekonomi tidak bisa ditawar.

Radar Tuban – Kerja Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzy bersama jajarannya dalam menanggulangi kemiskinan di Kabupaten Tuban tidak bisa hanya biasa-biasa saja. Pasalnya, selain masih menempati peringkat lima termiskin dari 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur, jumlah duafa di Bumi Wali semakin banyak.

Sulitnya mengentas kemiskinan tersebut dibenarkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tuban Eko Mardiana. Mardiana mengatakan, persentase kemiskinan di Kabupaten Tuban hingga akhir 2020 mencapai 15,91 persen atau 187.130 jiwa. Angka tersebut naik 1,33 persen year on year (YoY) dari tahun sebelumnya yang mencapai 14,58 persen.

‘’Peringkat kemiskinan di Tuban masih sama dengan tahun sebelumnya, yakni lima (termiskin) dari bawah se-Jawa Timur. Dari segi persentase ke miskinannya juga meningkat,’’ kata Mardiana kepada Jawa Pos Radar Tuban kemarin (2/9).

Mardiana mengungkapkan, meningkatnya angka kemiskinan yang dipicu pandemi Covid-19 sejak Maret 2019 hampir merata di banyak daerah, termasuk kabupaten/kota se-Jawa Timur. Artinya, setiap kabupaten/kota menghadapi masalah yang sama.

‘’Dampak pandemi ini memang memukul banyak sektor yang memicu kemiskinan,’’ terang alumni Univeritas Negeri Jember (Unej) itu.

- Advertisement -

Fakta kemiskinan yang semakin meningkat ini menegaskan bahwa beragam kebijakan bantuan yang diterapkan pemerintah–sebagai strategi dalam menahan laju meningkatnya angka kemiskinan akibat pandemi Covid-19 tidak bisa optimal. Artinya, meski masyarakat sudah mendapatkan bantuan, namun untuk memenuhi kebutuhan yang lain masih belum mampu.

‘’Kemiskinan ini dipicu karena masyarakat tidak mampu menjangkau harga-harga barang,’’ ujar perempuan yang pernah bertugas di BPS Provinsi Papua itu.

Selain persentase kemiskinan yang meningkat dan masih terbenam di dasar klasemen lima besar kabupaten/kota termiskin di Jawa Timur, kondisi ekonomi di Tuban juga sedang lesu. Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi di Tuban selama 2020 juga terpuruk hingga minus -5,85 persen YoY dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 5,14 persen.

Potret ekonomi ini sungguh sangat memprihatinkan. Belum lagi inflasi yang juga terbilang tinggi. Pada akhir Juli lalu inflasi di Tuban sebesar 1,49 persen. Karena itu, tuntutan kerja ekstra keras bupati Aditya Halindra Faridzky bersama jajarannya dalam melakukan pemulihan ekonomi tidak bisa ditawar.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/