BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Implementasi kurikulum merdeka (IKM) sudah berlangsung satu semester hingga akhir tahun ini. Mulai jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK. Perlu evaluasi, namun IKM diklaim sudah berjalan baik. Sehingga semester genap akan ditingkatkan, tentu menjadi tantangan sekolah untuk menerapkannya.
Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) Bojonegoro Fathur Rokhim mengatakan, kurikulum merdeka sudah dilaksanakan sekolah secara mandiri. Evaluasi dengan Festival Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Rokhim mengklaim, hasil jangka pendek, karya siswa pada festival P5 menunjukkan enam dimensi kurikulum merdeka. Seperti kreatif, gotong-royong, hingga mandiri. Namun, jangka panjang siswa harus menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
“Namun, secara praktis, P5 memberikan pengetahuan dan keterampilan tambahan dari lingkungan sekitar peserta didik,” ujarnya.
Kasi SMK Cabang Dinas Pendidikan (Cabdisdik) Jatim Wilayah Bojonegoro-Tuban Agung Prijono mengatakan, IKM berlangsung hampir satu semester. Semua sekolah sudah menerapkannya sejak awal semester. Rerata sekolah menerapkan kurikulum merdeka mandiri belajar. Artinya, pembelajaran masih menggunakan kurikulum lama, namun proses pembelajarannya mengimplementasikan kurikulum merdeka.
Menurut Agung, tidak ada kendala dihadapi sekolah, baik guru maupun siswa. Terlebih SMK pusat keunggulan (PK) sebelumnya sudah menggunakan kurikulum prototipe. “Kurikulum prototipe menjadi embrio kurikulum merdeka,” jelasnya.
Semester depan atau genap, menurut Agung, SMK akan menerapkan IKM mandiri. (irv/rij)