BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Azan isya berkumandang. Satu per satu jemaah memasuki halaman Masjid At-Taqwa tadi malam (1/4) untuk melaksanakan Salat Tarawih. Memakai sarung para jemaah lelaki naik ke tangga masjid berada di Jalan Teuku Umar.
Iqamah tiba. Jemaah semakin berdatangan untuk melaksanakan Salat Isya disusul Salat Tarawih. Jemaah rerata membawa kendaraan, namun tadi malam akses Jalan Teuku Umar cukup padat. Suara imam terdengar tanda jemaah memulai Salat Tarawih.
Sesuai dengan maklumat pimpinan pusat Muhammadiyah, puasa 1 Ramadan 1443 Hijriyah mulai hari ini (2/4). Sementara, pemerintah melalui Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas memastikan awal puasa jatuh Minggu (3/4). Berdasar sidang isbat, dari 101 titik pemantauan rukyatulhilal belum melihat hilal.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro Suwito mengatakan, memang ada perbedaan penetapan 1 Ramadan 1443 Hijriyah antara Muhammadiyah dan pemerintah. Sebelumnya, selama tiga tahun terakhir penetapan tanggalnya sama.
“Tahun ini berbeda, selisih satu hari. Warga Muhammadiyah malam ini (kemarin, Red) sudah Salat Tarawih, besok mulai puasa,” ujarnya.
Menurutnya, perbedaan itu bukan masalah. Tetap saling menghormati sesama umat muslim. Muhammadiyah menggunakan metode hisab. Apabila hilal atau bulan sudah terlihat di atas ufuk setelah matahari terbenam, berarti bisa diartikan sudah memasuki awal bulan.
“Meskipun masih satu derajat, kalau bulan sudah di atas ufuk berarti sudah awal bulan. Sedangkan, pemerintah pakai metode rukyatulhilal dengan syarat hilal terlihat minimal tiga derajat,” jelasnya.
Pihaknya mengimbau untuk warga Muhammadiyah tetap menjaga protokol kesehatan (prokes) Covid-19. Karena saf salat berjamaah sudah kembali rapat, sehingga tetap pakai masker. Selain itu, statusnya sekarang juga masih pandemi Covid-19, belum turun status menjadi endemi.
“Diizinkannya kembali salat berjamaah tentu diharapkan tetap jaga prokes demi keselamatan bersama,” pungkasnya. (bgs/cho/rij)