BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Peternak sapi mulai membuat ramuan jamu tradisional mengobati ternak terserang penyakit mulut dan kuku (PMK). Ramuan terdiri dari madu, kunyit, telur, dan kecap. Hasilnya ramuan itu bisa meredakan sapi yang menderita PMK.
Kepala Desa (Kades) Mojodelik, Kecamatan Gayam Yuntik Rahayu mengatakan, warganya sebagai peternak sapi sudah terbiasa memberikan jamu tradisional ketika ada wabah penyakit ternak. Baik ternak sudah terkena wabah maupun sebagai antisipasi.
Ramuan itu dari bahan-bahan mudah ditemukan di sekitar. Salah satunya bahan dari kebun sendiri.
Camat Tambakrejo Zenny Bachtiyar mengatakan, terdapat kebiasaan peternak di kecamatannya memberikan ramuan tradisional. Ramuan diberikan bagi ternak, mulai sapi belum tertular, sakit, hingga sudah sembuh. “Sebagai antisipasi hingga penyembuhan,” ungkapnya.
Menurut dia, ramuan tradisional dibuat dari bahan-bahan mudah ditemukan. Mulai madu, kunyit, telur, dan kecap. Pemberian ramuan berdampak kondisi sapi. Sapi sebelumnya terjangkit PMK berangsur membaik.
Di Kecamatan Tambakrejo, sapi terjangkit PMK sudah menyebar. Lima sapi di Desa Dolokgede, enam sapi di Desa Mulyorejo, tiga sapi di Desa Tambakrejo, satu sapi di Desa Sukorejo, empat sapi di Desa Ngrancang, dan dua sapi di Desa Tanjung. “Beberapa lainnya dalam pantauan, rerata masih mengalami luka di kuku,” ujarnya.
Zenny menjelaskan, pasar kambing di Desa Sukorejo ditutup, menindaklanjuti surat pemberitahuan dari pemkab. Juga sebagai antisipasi agar PMK tidak menyebar.
Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sugiharti Sri Rahayu mengatakan, kemungkinan adanya peternak memberikan ramuan tradisional pada sapi terserang PMK. Hanya, pihaknya tidak mengetahui pasti isi dari ramuan.
“Inisiatif peternak sendiri meningkatkan stamina,” jelasnya. (irv/rij)