- Advertisement -
TERCATAT Simbah KH Usman beberapa kali diinterogasi pemerintah Hindia Belanda dan juga ustaz pengajar di Masjid Jami Cepu sempat diawasi ketat. Kebetulan posisi Masjid Jami’ Cepu berhadapan persis dengan Kantor Kota Ploentoeran.
Menurutnya, Kiai Yusuf adalah tonggak penting dalam mewakafkan tanahnya untuk Masjid Jami’ Cepu. Juga peran penting Mbah Kiai Muso. Mereka menjadi pengurus ketakmiran periode 1920-1948 bersama Kiai Usman. Saat itu, kegiatan ibu-ibu Muslimat dipimpin Nyai Syufairoh’ Usman.
Anief Usman, Pengasuh Pondok Pesantren Assalam Cepu membenarkan hal itu, bahwa dahulu Kiai Usman dan Kiai Syadzili Usman menggunakan Masjid Jami’ Cepu sebagai tempat perjuangan penyebaran agama Islam. Terutama bidang pendidikan pada zaman Belanda. ‘’Iya, dulu sebagai tempat pejuangan Mbah Kiai Usman selain di pondok as salam,” jelasnya. (luk/rij)
TERCATAT Simbah KH Usman beberapa kali diinterogasi pemerintah Hindia Belanda dan juga ustaz pengajar di Masjid Jami Cepu sempat diawasi ketat. Kebetulan posisi Masjid Jami’ Cepu berhadapan persis dengan Kantor Kota Ploentoeran.
Menurutnya, Kiai Yusuf adalah tonggak penting dalam mewakafkan tanahnya untuk Masjid Jami’ Cepu. Juga peran penting Mbah Kiai Muso. Mereka menjadi pengurus ketakmiran periode 1920-1948 bersama Kiai Usman. Saat itu, kegiatan ibu-ibu Muslimat dipimpin Nyai Syufairoh’ Usman.
Anief Usman, Pengasuh Pondok Pesantren Assalam Cepu membenarkan hal itu, bahwa dahulu Kiai Usman dan Kiai Syadzili Usman menggunakan Masjid Jami’ Cepu sebagai tempat perjuangan penyebaran agama Islam. Terutama bidang pendidikan pada zaman Belanda. ‘’Iya, dulu sebagai tempat pejuangan Mbah Kiai Usman selain di pondok as salam,” jelasnya. (luk/rij)