Dijanjikan Berangkat Ulang Akhir November
BLORA, Radar Bojonegoro — Sebanyak 77 calon jemaah umrah terpaksa harus kembali ke rumah sebelum sampai di Tanah Suci. Mereka gagal berangkat karena pihak biro tertipu tiket, padahal uang telah diserahkan.
Setelah dilakukan mediasi pihak biro berjanji menanggung semua biaya keberangkatan ulang jemaah umrah. Dijanjikan berangkat lagi pada akhir November mendatang.
Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggara Haji Kantor Kemenag Blora Amalia Winarni menjelaskan, kronologis jamaah umrah gagal ke Tanah Suci bermula jamaah berangkat ke Jakarta sejak 11 Oktober lalu dari titik pemberangkatan Kecamatan Ngawen. Sesampainya di Jakarta mereka tidak bisa terbang karena tidak kunjung diberikan tiket oleh biro.
Sehingga jemaah menunggu keberangkatan di salah satu hotel di Jakarta sekitar sepuluh hari lebih.
“Jemaah menunggu pada 12 sampai 23 Oktober di Jakarta, kemudian semua jemaah memutuskan untuk pulang ke daerah lagi,” jelasnya.
Winarni menjelaskan, pihak biro penyelenggara adalah PT Sepinggan Indah Jaya Abadi dari Kabupaten Madura Jawa Timur. Selain warga Blora ada 9 warga Jawa Timur yang ikut dalam satu rombongan. Sedangkan, 77 jemaah umrah dari warga Kecamatan Ngawen.
Setiap jemaah membayar Rp 36 juta sehingga jika dikalkulasikan sebanyak Rp 2,7 miliar lebih uang belum ada kejelasan.
“Tapi pihak biro sudah berani bertanggung jawab untuk memberangkatkan ulang, tanpa jemaah membayar lagi biaya,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, nota kesepakatan tanggung jawab tersebut terdapat tiga pihak yang menandatangani. Yaitu perwakilan biro, Khumaedi sebagai ketua penyelenggara, serta enam orang sebagai perwakilan dari jemaah. Dan dijanjikan berangkat pada akhir November mendatang.
“Kesepakatan dituangkan dalam surat perjanjian, meraka akan diberangkatkan umrah lagi pada November akhir,” jelasnya.
Menurutnya, uang yang disetorkan masih ditelusuri, sebab biro yang menyelenggarakan memakai jasa lain untuk pembelian tiket pesawat. Uang sudah disetorkan, namun saat jemaah tiba di Jakarta kepastian tiket tidak kunjung diberikan. Biro juga sudah terdaftar di penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIH).
“Uang jemaah sudah disetorkan karena ada halangan, ceritanya dari bironya kenak tipu yang dipasrahi membeli tiket,” jelasnya.
Terkait pengawasan, pihaknya mengaku cukup kerepotan. Sebab, biro perjalanan berada di wilayah Jawa Timur. Tentu, pengawasannya berada di lingkungan Kantor Wilayah Regional Jawa Timur. Berbeda jika biro berada di lingkup Jawa Tengah.
“PPIH pusatnya ada di Surabaya secara resmi untuk surat izin Kemenag pusat, di Blora tidak ada cabangnya, tapi karena ada warga Blora kami ikut campur di dalamnya,” terangnya. (luk/rij)