BLORA, Radar Bojonegoro – Serapan anggaran hingga September ini masih di angka 45,83 persen. Serapan anggaran masih rendah tersebut karena masih berlangsung pembangunan fisik atau infrastruktur. Pemkab optimistis bakal terserap maksimal hingga akhir tahun.
“Sebenarnya penyerapan rendah karena beberapa kegiatan fisik (proyek pengerjaan jalan) memang pencairan anggaran di akhir tahun,” kata Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Keuangan Daerah (BPPKAD) Slamet Pamuji kemarin (27/9).
Menurut dia, beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) optimistis akan menyerap maksimal di akhir tahun. Dari laporan diterimanya, pembayaran sesuai kontrak biasanya di akhir kegiatan.
“Yang fisik butuh percepatan, meski ketika rakor POK (pengendalian operasional kegiatan) teman-teman optimistis akhir tahun terserap semua,” ujar Mumuk sapaan akrabnya.
Mumuk mencontohkan, rendahnya penyerapan seperti pembangunan fisik jalan dari dana pinjaman dari Bank Jateng, karena baru mulai pengerjaan. Rerata rekanan melakukan pencairan uang muka 20 persen. Sisanya dicairkan bulan terakhir tahun ini.
“Sebenarnya kalau ada percepatan kontrak lelang di awal tahun bisa sesuai rencana. Ini proses pengerjaan jalan dari pinjaman daerah, karena nilai anggaran besar pembangunan di fisik,” jelasnya.
Rendahnya serapan, menurut Mumuk, harus disikapi membuat langkah-langkah agar penyerapan lebih besar. Karena itu, pihaknya mengajak pihak terkait agar segera ada percepatan serapan anggaran.
“Khususnya lagi menyoroti masalah penyerapan di DAK (dana alokasi khusus), karena di DAK fisik ini baru sekitar 22 persen yang harus digenjot lagi,” ungkapnya.
Masih rendahnya serapan, pemkab melakukan rapat koordinasi (rakor) pengendalian operasi kegiatan beberapa waktu lalu. Pihaknya berharap adanya koordinasi-koordinasi, semua pekerjaan diselesaikan sesuai target dan rencana disusun.
“Saya juga nggak mau lengah dan harus berkoordinasi terus. Jangan sampai nanti tidak selesai,” ujarnya. (luk/rij)