- Advertisement -
BLORA, Radar Bojonegoro – Pengurangan dan pengelolaan sampah diupayakan masuk pembelajaran di sekolah. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Blora tengah menyusun langkah memasukannya dalam kurikulum formal. Itu menindaklanjuti salah satu rekomendasi kongres sampah beberapa waktu lalu.
Kabid Kebersihan, Pengelolaan Sampah, Pengendalian B3. dan Limbah B3 DLH Blora Bayu Himawan mengatakan, saat ini pihaknya sedang menyusun langkah terkait hal itu. Rekomendasi pengurangan dan pengelolaan sampah supaya bisa masuk dalam kurikulum pendidikan formal dan non formal. ‘’Kami baru susun langkah-langkah tindaklanjutnya,’’ ungkapnya.
Dia mengungkapkan rekomendasi yang telah dibahas akan dibuatkan regulasi. Seperti surat edaran atau regulasi lain. Rekomendasi itu untuk mengurai permasalahan sampah di daerah.
- Advertisement -
Kepala SMPN 1 Blora Ainur Rofiq menyambut baik langkah pengelolaan sampah masuk dalam kurikulum sekolah. Menurutnya, hal itu bisa lebih memaksimalkan program yang telah dicanangkan beberapa sekolah untuk pengelolaan sampah dan lingkungan bagi siswa.
‘’Kami sambut baik kalau memang ada langkah itu. Tentunya harus ada pendampingan dari DLH,” jelasnya.
Rofiq menjelaskan, muatan pengelolaan dan pengurangan sampah saat ini sudah tercerminkan dalam kurikulum merdeka atau P5. Yakni pada poin kehidupan berkelanjutan. Siswa-siswi di sekolah sudah diberikan materi tentang bagaimana mengelola lingkungan untuk kehidupan berkelanjutan. ‘’Termasuk SMPN 1 ini mengambil tema gaya hidup berkelanjutan eco break, sampah dijadikan furnitur,’’ paparnya. (luk/zim)
BLORA, Radar Bojonegoro – Pengurangan dan pengelolaan sampah diupayakan masuk pembelajaran di sekolah. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Blora tengah menyusun langkah memasukannya dalam kurikulum formal. Itu menindaklanjuti salah satu rekomendasi kongres sampah beberapa waktu lalu.
Kabid Kebersihan, Pengelolaan Sampah, Pengendalian B3. dan Limbah B3 DLH Blora Bayu Himawan mengatakan, saat ini pihaknya sedang menyusun langkah terkait hal itu. Rekomendasi pengurangan dan pengelolaan sampah supaya bisa masuk dalam kurikulum pendidikan formal dan non formal. ‘’Kami baru susun langkah-langkah tindaklanjutnya,’’ ungkapnya.
Dia mengungkapkan rekomendasi yang telah dibahas akan dibuatkan regulasi. Seperti surat edaran atau regulasi lain. Rekomendasi itu untuk mengurai permasalahan sampah di daerah.
- Advertisement -
Kepala SMPN 1 Blora Ainur Rofiq menyambut baik langkah pengelolaan sampah masuk dalam kurikulum sekolah. Menurutnya, hal itu bisa lebih memaksimalkan program yang telah dicanangkan beberapa sekolah untuk pengelolaan sampah dan lingkungan bagi siswa.
‘’Kami sambut baik kalau memang ada langkah itu. Tentunya harus ada pendampingan dari DLH,” jelasnya.
Rofiq menjelaskan, muatan pengelolaan dan pengurangan sampah saat ini sudah tercerminkan dalam kurikulum merdeka atau P5. Yakni pada poin kehidupan berkelanjutan. Siswa-siswi di sekolah sudah diberikan materi tentang bagaimana mengelola lingkungan untuk kehidupan berkelanjutan. ‘’Termasuk SMPN 1 ini mengambil tema gaya hidup berkelanjutan eco break, sampah dijadikan furnitur,’’ paparnya. (luk/zim)