27.4 C
Bojonegoro
Wednesday, June 7, 2023

Tahun Ini Rp 200 Juta, Belum Bisa Akomodir

Pengembangan UMKM Anggarannya Minim

- Advertisement -

BLORA, Radar Bojonegoro – Anggaran pemberdayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dipatok Rp 200 juta tahun ini. Belum bisa mengakomodasi banyaknya UMKM di 16 kecamatan. Termasuk usaha kerupuk sermier diproduksi warga Desa Wantilgung, Kecamatan Ngawen.

 

“Pengembangan UMKM kerupuk sermier dulu sudah pernah dilakukan pembinaan dengan pelatihan. Juga membantu pembelian alat spindle (mesin bubut) dan alat pemotong,” ujar Subkoordinator UMKM Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop UKM) Blora Sri Raharjo kemarin (25/11).

 

Raharjo menjelaskan, bantuan alat dan pelatihan diberikan sudah beberapa tahun lalu. Diberikan kepada satu kelompok. Sedangkan kelompok lain, belum bisa terjangkau karena keterbatasan anggaran. Terkait branding UMKM kerupuk sermier, ia akan mengusahakan tahun depan.

- Advertisement -

 

“Terkait branding kami tetap proses dalam rencana ke depan tetap ada,” jelasnya.

 

Ia menerangkan, tahun ini anggaran pengembangan UMKM dipatok Rp 200 juta. Menurutnya jumlah tersebut belum bisa mengakomodir banyaknya UMKM berada di 16 kecamatan. “Anggarannya kecil, misalkan di bagi di 16 kecamatan tidak bisa mencukupi semua. Ya kami maksimalkan anggaran itu secukupnya,” terangnya.

 

Dia merencanakan, penambahan anggaran tahun depan, hanya terkait nominal, pihaknya tidak menyebutkan. Dengan alasan masih perlu persetujuan di kebijakan umum anggaran (KUA) dan prioritas plafon anggaran sementara (PPAS). “Rencana Progres penambahan, tapi belum final,” terangnya. (luk/rij)

BLORA, Radar Bojonegoro – Anggaran pemberdayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dipatok Rp 200 juta tahun ini. Belum bisa mengakomodasi banyaknya UMKM di 16 kecamatan. Termasuk usaha kerupuk sermier diproduksi warga Desa Wantilgung, Kecamatan Ngawen.

 

“Pengembangan UMKM kerupuk sermier dulu sudah pernah dilakukan pembinaan dengan pelatihan. Juga membantu pembelian alat spindle (mesin bubut) dan alat pemotong,” ujar Subkoordinator UMKM Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop UKM) Blora Sri Raharjo kemarin (25/11).

 

Raharjo menjelaskan, bantuan alat dan pelatihan diberikan sudah beberapa tahun lalu. Diberikan kepada satu kelompok. Sedangkan kelompok lain, belum bisa terjangkau karena keterbatasan anggaran. Terkait branding UMKM kerupuk sermier, ia akan mengusahakan tahun depan.

- Advertisement -

 

“Terkait branding kami tetap proses dalam rencana ke depan tetap ada,” jelasnya.

 

Ia menerangkan, tahun ini anggaran pengembangan UMKM dipatok Rp 200 juta. Menurutnya jumlah tersebut belum bisa mengakomodir banyaknya UMKM berada di 16 kecamatan. “Anggarannya kecil, misalkan di bagi di 16 kecamatan tidak bisa mencukupi semua. Ya kami maksimalkan anggaran itu secukupnya,” terangnya.

 

Dia merencanakan, penambahan anggaran tahun depan, hanya terkait nominal, pihaknya tidak menyebutkan. Dengan alasan masih perlu persetujuan di kebijakan umum anggaran (KUA) dan prioritas plafon anggaran sementara (PPAS). “Rencana Progres penambahan, tapi belum final,” terangnya. (luk/rij)

Artikel Terkait

Most Read

Rocket Chicken Kunduran Terbakar

Asah Strenght dan Mental Pemanjat Cilik

Mati di Atas Perahu

Artikel Terbaru


/