23.3 C
Bojonegoro
Saturday, April 1, 2023

Kerupuk Sermier Menjelajah Bojonegoro hingga Jogjakarta

- Advertisement -

DUA wadah bakul penuh berisi kerupuk sermier di rumah warga Desa Wantilgung, Kecamatan Ngawen, Blora. Desa tersebut menjadi sentra kuliner kerupuk khas berbahan baku singkong. Banyak warga memproduksi dan sudah mendistribusi ke luar daerah.

 

Rasa kerupuk sermier seperti kerupuk sadariah. Tekstur keras dan tipis. Saat dikunyah, suara kriuk akan terdengar nyaring. Terlebih saat usai diangkat dari wajan, aroma singkong pun masih bisa tercium oleh hidung.

 

Pani salah satu produsen sermier mulai mengambil kerupuk secara simultan dari wadah bakul. Jari-jemarinya masih cekatan membungkus satu per satu jajanan khas kerupuk berbahan singkong tersebut. Setelah terkumpul banyak, dikemas ke dalam plastik besar.

- Advertisement -

 

Pani mengatakan, sehari produksi kerupuk sermiernya bisa mencapai 2.000 bungkus. Penjual-penjual keliling yang mengambil, sehingga ia tidak pusing menjual lagi. Para penjual keliling di kawasan Blora. “Penjualan (keliling) bisa sampai ke Surabaya, Bojonegoro, dan Jogja” ujarnya.

ILustrasi (Ainur Ochiem/RDR.BJN)

Setelah dari produsen, kerupuk sermier dijual secara keliling. Penjual menyusuri jalan perkotaan di berapa daerah. Biasanya penjual membawa selongsong kayu dipikul di atas punggung, dengan kedua ujung berisi kerupuk sermier.

 

“Jualannya sambil berjalan. Naik bus sampai di kota tujuan, lalu jalan kaki,” tutur ibu sudah lama jadi produsen kerupuk sermier.

 

Pani sudah berjualan kerupuk sermier khas Desa Wantilgung itu sekitar 22 tahun lalu. Hingga ia mengajak dua orang membantunya. (luk/rij)

DUA wadah bakul penuh berisi kerupuk sermier di rumah warga Desa Wantilgung, Kecamatan Ngawen, Blora. Desa tersebut menjadi sentra kuliner kerupuk khas berbahan baku singkong. Banyak warga memproduksi dan sudah mendistribusi ke luar daerah.

 

Rasa kerupuk sermier seperti kerupuk sadariah. Tekstur keras dan tipis. Saat dikunyah, suara kriuk akan terdengar nyaring. Terlebih saat usai diangkat dari wajan, aroma singkong pun masih bisa tercium oleh hidung.

 

Pani salah satu produsen sermier mulai mengambil kerupuk secara simultan dari wadah bakul. Jari-jemarinya masih cekatan membungkus satu per satu jajanan khas kerupuk berbahan singkong tersebut. Setelah terkumpul banyak, dikemas ke dalam plastik besar.

- Advertisement -

 

Pani mengatakan, sehari produksi kerupuk sermiernya bisa mencapai 2.000 bungkus. Penjual-penjual keliling yang mengambil, sehingga ia tidak pusing menjual lagi. Para penjual keliling di kawasan Blora. “Penjualan (keliling) bisa sampai ke Surabaya, Bojonegoro, dan Jogja” ujarnya.

ILustrasi (Ainur Ochiem/RDR.BJN)

Setelah dari produsen, kerupuk sermier dijual secara keliling. Penjual menyusuri jalan perkotaan di berapa daerah. Biasanya penjual membawa selongsong kayu dipikul di atas punggung, dengan kedua ujung berisi kerupuk sermier.

 

“Jualannya sambil berjalan. Naik bus sampai di kota tujuan, lalu jalan kaki,” tutur ibu sudah lama jadi produsen kerupuk sermier.

 

Pani sudah berjualan kerupuk sermier khas Desa Wantilgung itu sekitar 22 tahun lalu. Hingga ia mengajak dua orang membantunya. (luk/rij)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

Koleksi 50 Boneka di Rumah

Diparkir di Kos, Motor Raib

Amankan Pengedar SS di Pantura


/