CEPU – Proses penghilangan bau minyak di kolam penampungan limbah di MGS Meung tidak hanya cukup dilakukan treament chemical (kimiawi). Namun, juga bakal melalui proses treatment mechanical chentrifugal.
Service Enginer PT Tesso Tetra Chemika Agus Sholeh mengatakan, treatment mechanical chentrifugal ini akan dilakukan untuk menjadi solusi lain selain treatment kimiawi. Treatment tersebut juga sudah diuji di laboratorium Pertamina EP Asset 4 Field Cepu. Limbah minyak yang diambil dari bak penampungan diaduk dengan air. Setelah diaduk beberapa menit, kemudian dicampur dengan minyak, air, dan pasir. ”Nanti bentuknya minyak di atas, air di tengah, dan pasir di bawah,” tuturnya.
Setelah terpisah, lanjut dia, maka minyak akan kembali di sistem penampungan, lalu air akan dikembalikan atau diinjeksi ke bumi dan pasir ke alam. Melihat dari I yang berhasil dilakukan kemarin, akan dilakukan secara skala lapangan.
Bentuk nanti dari limbah minyak ini akan langsung diaduk dengan alat yang besar.Di dalamnya sudah ada alat pengaduknya yang akan memisahkan sendiri. ”Jadi, nanti tidak ada lagi bak penampungan seperti saat ini,” ujarnya.
Sebelumnya, Pertamina melakukan uji lab dengan mengambil contoh limbah minyak dari tiga titik bak penampungan, salah satunya di titik yang paling dekat dengan warga. Kemudian, contoh limbah ini dibawa ke lab Pertamina.
Setelah diberikan dosis oksidator dan katalisator, terjadi perubahan bau yang awalnya berbau menjadi tidak berbahu. Selain itu, hidrogen sulfida (H2S) yang awalnya mencapai seratus lebih, berubah menjadi nol. Sementara penampungan limbah berbau minyak itu ada dua kemungkinan karena adanya H2S dan ada bakteri yang hidup di dalamnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Blora Dewi Tedjowati mengatakan, pihaknya sudah ada kesepakatan dengan masyarakat dan Pertamina. Ada perbaikan, salah satunya dengan treatment kemarin. ”Ini upaya untuk menghilangkan bau minyak,” ujarnya.