23.1 C
Bojonegoro
Wednesday, May 31, 2023

Blora Miliki 278 Ribu Ekor Sapi

Populasi Sapi Jadi Potensi Produksi Pupuk Organik

- Advertisement -

BLORA, Radar Bojonegoro – Pemakaian pupuk organik secara mandiri perlu digencarkan. Perlu ada konsep dan dorongan agar petani beralih memproduksi pupuk nonkimia tersebut. Potensi pupuk organik terbuka mengingat Blora menjadi sentra peternakan sapi yang bisa menghasilkan pupuk kompos atau organik.

 

Dorongan ini upaya membantu petani mengurangi ketergantungan pupuk subsidi. Sebab, para petani kebingungan mencari alternatif lain. Terutama, setelah kuota pupuk subsidi dari pusat terus berkurang.

 

Ketua Gabungan Kelompok Tani Bersama (Gapoktan) Blora Yusuf Nurbaidi mengapresiasi upaya pupuk organik agar petani mengurangi ketergantungan pupuk bersubsidi. Serta menjadi alternatif ketika pupuk kimia dari pemerintah pusat seperti urea, nitrogen fosfor kalium (NPK) dikurangi kuotanya.

- Advertisement -

 

Sebelumnya, keluhan ketersediaan pupuk juga disampaikan saat musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) kabupaten beberapa hari lalu. ‘’Keunggulan pupuk organik membantu menyuburkan tanah. Di sisi lain pupuk kimia ini justru berpengaruh terhadap kerusakan unsur tanah. Misalnya, di wilayah Cepu tanahnya sudah rusak,’’ jelasnya.

Ilustrasi (Ainur Ochiem/RDR.BJN)

Sesuai instruksi Bupati Arief Rohman, seluruh gapoktan di Blora membuat pupuk organik dari kotoran sapi sendiri mengingat Blora kaya ternak sapi. Apalagi, produksi pupuk organik secara mandiri beserta penggunaannya mulai digeliatkan sejumlah universitas di Indonesia.

 

Selain itu, terhitung jumlah ternak sapi di Blora sekitar 278 ribu ekor. Tentu, menjadi potensi produksi pupuk organik. ‘’Segala aspek sudah mulai mendukung. Hanya, perlu menyadarkan masyarakat, bagaimana mengubah pola pikir para petani segera bisa mempergunakan pupuk organik ini,’’ jelasnya kemarin (21/3).

 

Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DP4) Gundala Wejasena mengatakan, sudah saatnya para petani tidak menggantungkan pupuk subsidi dari pemerintah. Tetapi harus bisa mandiri membuat pupuk organik dari kotoran sapi. (hul/rij)

BLORA, Radar Bojonegoro – Pemakaian pupuk organik secara mandiri perlu digencarkan. Perlu ada konsep dan dorongan agar petani beralih memproduksi pupuk nonkimia tersebut. Potensi pupuk organik terbuka mengingat Blora menjadi sentra peternakan sapi yang bisa menghasilkan pupuk kompos atau organik.

 

Dorongan ini upaya membantu petani mengurangi ketergantungan pupuk subsidi. Sebab, para petani kebingungan mencari alternatif lain. Terutama, setelah kuota pupuk subsidi dari pusat terus berkurang.

 

Ketua Gabungan Kelompok Tani Bersama (Gapoktan) Blora Yusuf Nurbaidi mengapresiasi upaya pupuk organik agar petani mengurangi ketergantungan pupuk bersubsidi. Serta menjadi alternatif ketika pupuk kimia dari pemerintah pusat seperti urea, nitrogen fosfor kalium (NPK) dikurangi kuotanya.

- Advertisement -

 

Sebelumnya, keluhan ketersediaan pupuk juga disampaikan saat musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) kabupaten beberapa hari lalu. ‘’Keunggulan pupuk organik membantu menyuburkan tanah. Di sisi lain pupuk kimia ini justru berpengaruh terhadap kerusakan unsur tanah. Misalnya, di wilayah Cepu tanahnya sudah rusak,’’ jelasnya.

Ilustrasi (Ainur Ochiem/RDR.BJN)

Sesuai instruksi Bupati Arief Rohman, seluruh gapoktan di Blora membuat pupuk organik dari kotoran sapi sendiri mengingat Blora kaya ternak sapi. Apalagi, produksi pupuk organik secara mandiri beserta penggunaannya mulai digeliatkan sejumlah universitas di Indonesia.

 

Selain itu, terhitung jumlah ternak sapi di Blora sekitar 278 ribu ekor. Tentu, menjadi potensi produksi pupuk organik. ‘’Segala aspek sudah mulai mendukung. Hanya, perlu menyadarkan masyarakat, bagaimana mengubah pola pikir para petani segera bisa mempergunakan pupuk organik ini,’’ jelasnya kemarin (21/3).

 

Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DP4) Gundala Wejasena mengatakan, sudah saatnya para petani tidak menggantungkan pupuk subsidi dari pemerintah. Tetapi harus bisa mandiri membuat pupuk organik dari kotoran sapi. (hul/rij)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/