BLORA, Radar Bojonegoro – Sebanyak 1.626 aparatur sipil negara (ASN) di Blora belum bayar zakat profesi. Dari 7.488 orang, baru 5.862 yang melaksanakan zakat itu. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Blora menilai kesadaran pegawai dalam membayar zakat itu perlu dioptomalkan.
Ketua Baznas Blora Sutaat memaklumi kondisi tersebut. Sebab surat edaran (SE) bupati sifatnya hanya menganjurkan. ‘’Memang zakat (profesi) ini memerlukan kesadaran para pegawai, tidak ada paksaan,” jelasnya kemarin (19/2).
Di Blora ada 7.488 ASN muslim. Sedangkan yang terdata membayar zakat baru 5.862 ASN. Jika semua ASN itu membayar zakat, diperkirakan nominalnya mencapai Rp 1,4 miliar dalam sekali pembayaran.
‘’Kalau hitunganya misalkan zakat Rp 200 ribu itu bisa ketemu Rp 1,4 miliar. Sementara itu, potensi zakat ini bisa terus ditambah,” paparnya.
Menurutnya, potensi zakat dari ASN Pemkab Blora masih bisa digenjot terus. Pada 2022, Baznas Blora mampu mengumpulkan dana sebesar Rp 8,5 miliar dalam setahun. Pihaknya optimis pada tahun ini bisa meningkat lebih banyak.
“Dengan dorongan adanya SE Bupati dan partisipasi pegawai OPD kami optimis bisa meningkat,” ungkapnya.
Uang yang terkumpul dalam satu bulan rerata Rp 700 juta. Diperkirakan hitungan wajib zakat dalam satu nisob sudah terpenuhi bagi semua ASN.
Data di Baznas Blora, saat ini ASN terbanyak menyumbang zakat berada di dinas pendidikan (disdik). “Karena pegawainya juga lebih banyak dari yang lain. Tahun lalu tercatat sekitar Rp 3,6 miliar. Itu pegawai disdik saja,’’ terangnya.
Sutaat mengungkapkan, zakat yang terkumpul sudah banyak dimanfaatkan untuk program kesehatan, pendidikan, dan sosial masyarakat. Begitu juga penyaluran bantuan tersebut diklaim transparan dan bertanggung jawab.
‘’Kami selalu mengedepankan transparansi. Misal dana zakat untuk keperluan apa, karena sifatnya pengajuan jadi harus detail penerima jumlah, dan bentuknya,” katanya. (luk/zim)