25.5 C
Bojonegoro
Thursday, March 23, 2023

Penggorengan Perapian Kayu

Ubah Gedebog Pisang Jadi Keripik Kriuk

- Advertisement -

BLORA, Radar Bojonegoro – Tungku api menyala di bawah wajan penggorengan. Satu per satu suiran gedebog (pelepah) pisang dimasukan ke minyak mendidih. Amelia Diaz Dwi Rahayu mengolah debog bertekstur lembek itu menjadi keripik renyah. Kriuk di mulut terasa di telinga.

 

Perempuan asal Desa Jepangrejo, Kecamatan Blora tersebut tertarik mengolah bagian pohon pisang tidak terjamah menjadi keripik renyah. Ide ini bermula 2020 lalu setelah mendapat stimulan olahan makanan. ‘’Saat pandemi pulang karena kuliah semua online. Kebetulan di desa ada pendampingan dari Disporapar Jawa Tengah, menggali potensi di desa. Potensi desa pisang melimpah, tapi yang dimanfaatkan hanya daun dan buahnya saja,” tutur mahasiswa Universitas Semarang tersebut.

 

Akhirnya, Amelia memanfaatkan limbah gedebog itu menjadi kuliner bernilai ekonomis. Gedebog yang bagian dalam. Diiris diambil bagian berongga. Direndam dengan resep khusus. Hasil rendaman dicelupkan ke tepung dibaluri bumbu.

- Advertisement -

Mahasiswi jurusan teknologi hasil pertanian tersebut mengatakan, gedebog dipakai harus usai ditebang, sehingga masih segar. Karena berdampak cita rasa, juga kadar air masih tinggi. Tetapi, tidak semua pohon pisang. ‘’Ada kriterianya, pohon pisangnya seperti kepok raja uter, selain itu teksturnya ada yang keras ulet dan pahit,” bebernya.

 

Ia mengaku butuh percobaan berulang-ulang memperoleh komposisi bumbu jenis pohon pisang dan cara penggorengan. Ada cara tersendiri, seperti harus memakai kayu bakar ditungku dengan api sedang agar ada rasa kriuk. ‘’Pernah memakai kompor gas, matangnya tidak merata. Luarnya sudah kering tapi dalamnya lembek. Berkali-kali mencoba akhirnya temukan yang pas, pakai kayu bakar,” ungkapnya.

 

Sehari, ia memproduksi kripik gedebog pisang 60 hingga 70 bungkus. Dibantu kakak dan adiknya. Dikemas dengan berbagai varian rasa. Amelia mengaku produk olahan gedebog pisang sudah merambah platform TikTok. Ternyata responnya ramai dan pembeli dari luar kota. Juga, memasarkan di swalayan lokal.

 

Saat ini, pengemasan memakai mesin modern. Sebelumnya memakai plastik bening. ‘’Ternyata lolos kurasi, mau gak mau ganti kemasan. ‘’Kalau yang kemasan bisa tahan enam bulan,” jelasnya. (luk/rij)

BLORA, Radar Bojonegoro – Tungku api menyala di bawah wajan penggorengan. Satu per satu suiran gedebog (pelepah) pisang dimasukan ke minyak mendidih. Amelia Diaz Dwi Rahayu mengolah debog bertekstur lembek itu menjadi keripik renyah. Kriuk di mulut terasa di telinga.

 

Perempuan asal Desa Jepangrejo, Kecamatan Blora tersebut tertarik mengolah bagian pohon pisang tidak terjamah menjadi keripik renyah. Ide ini bermula 2020 lalu setelah mendapat stimulan olahan makanan. ‘’Saat pandemi pulang karena kuliah semua online. Kebetulan di desa ada pendampingan dari Disporapar Jawa Tengah, menggali potensi di desa. Potensi desa pisang melimpah, tapi yang dimanfaatkan hanya daun dan buahnya saja,” tutur mahasiswa Universitas Semarang tersebut.

 

Akhirnya, Amelia memanfaatkan limbah gedebog itu menjadi kuliner bernilai ekonomis. Gedebog yang bagian dalam. Diiris diambil bagian berongga. Direndam dengan resep khusus. Hasil rendaman dicelupkan ke tepung dibaluri bumbu.

- Advertisement -

Mahasiswi jurusan teknologi hasil pertanian tersebut mengatakan, gedebog dipakai harus usai ditebang, sehingga masih segar. Karena berdampak cita rasa, juga kadar air masih tinggi. Tetapi, tidak semua pohon pisang. ‘’Ada kriterianya, pohon pisangnya seperti kepok raja uter, selain itu teksturnya ada yang keras ulet dan pahit,” bebernya.

 

Ia mengaku butuh percobaan berulang-ulang memperoleh komposisi bumbu jenis pohon pisang dan cara penggorengan. Ada cara tersendiri, seperti harus memakai kayu bakar ditungku dengan api sedang agar ada rasa kriuk. ‘’Pernah memakai kompor gas, matangnya tidak merata. Luarnya sudah kering tapi dalamnya lembek. Berkali-kali mencoba akhirnya temukan yang pas, pakai kayu bakar,” ungkapnya.

 

Sehari, ia memproduksi kripik gedebog pisang 60 hingga 70 bungkus. Dibantu kakak dan adiknya. Dikemas dengan berbagai varian rasa. Amelia mengaku produk olahan gedebog pisang sudah merambah platform TikTok. Ternyata responnya ramai dan pembeli dari luar kota. Juga, memasarkan di swalayan lokal.

 

Saat ini, pengemasan memakai mesin modern. Sebelumnya memakai plastik bening. ‘’Ternyata lolos kurasi, mau gak mau ganti kemasan. ‘’Kalau yang kemasan bisa tahan enam bulan,” jelasnya. (luk/rij)

Artikel Terkait

Most Read

Tingkatkan Imun dengan Ketumbar

Lontong Sayur yang Panjang Umur

Diperpanjang, Batas Penyerapan APBD 

Artikel Terbaru

Suka Mewarnai Pemandangan

Terungkap saat Disel Dijual di FB

Amankan Dua Motor tak Standar

Pikap v Motor, Bapak – Anak Tewas


/