28.7 C
Bojonegoro
Monday, March 27, 2023

Ancaman Punah, Sisakan Satu Seniman

Butuh Ruang Pementasan Seni Kentrung

- Advertisement -

BLORA, Radar Bojonegoro – Dalhar Muhammadun begitu gelisah melihat nasib kesenian kentrung. Ketua Dewan Kebudayaan Blora (DKB) tersebut memastikan seniman kentrung bisa jadi menyisakan satu pegiat. Padahal, kesenian terdapat tetabuhan dan tembang tersebut menjadi khazanah kebudayaan asli Blora.

 

Ancaman punah kian terasa, apalagi tidak banyak anak muda menggeluti kesenian tersebut. ‘’Mungkin generasi sekarang mudah bosan menonton pertunjukan seni. Apalagi bukan dari zamannya,’’ tutur Dalhar Muhammadun.

 

Dia mengatakan, kesenian kentrung terancam punah karena jarang dipentaskan. Padahal, kesenian ini memiliki ciri khas pementasannya terdapat tembang berisi cerita, sindiran atau kritik dilantunkan perseorangan dengan menabuh kentrung tersebut.

- Advertisement -

 

Hanya, perkembangan zaman menggerus kebudayaan dianggap masyarakat sudah ketinggalan zaman. Menurutnya, pementasan kentrung menarik di awal, tapi terkesan monoton jika memasuki durasi yang lama.

 

Dalhar berharap perlu kepeduan dan pengoptimalan kesenian tersebut. Pihaknya beberapa kali mengundang seniman kentrung pentas. Dan berharap semuanya memberi ruang-ruang pementasan seniman kentrung. Muaranya melestarikan kesenian kentrung Blora agar terjaga.

 

DKB, menurut dia, berupaya adanya keprihatinan dari pemerintah untuk peduli seni kentrung ini. Serta, menggaetkan komunitas seni lainnya berkolaborasi dengan kesenian kentrung tersebut. ‘’Kami menyuarakan kebudayaan-kebudayaan mulai goyah dari peredarannya,’’ jelasnya. Adapun, satu seniman kentrung tersebut kini mencoba memberikan warisan kesenian tersebut kepada keturunannya.

 

Sebelumnya, DKB gelar rapat membangkitkan komunitas, paguyuban ataupun pekerja seni kurang mendapatkan perhatian. Selain kentrung, ancaman punah juga wayang krucil. Ternyata sama-sama jarang dipentaskan. (hul/rij)

BLORA, Radar Bojonegoro – Dalhar Muhammadun begitu gelisah melihat nasib kesenian kentrung. Ketua Dewan Kebudayaan Blora (DKB) tersebut memastikan seniman kentrung bisa jadi menyisakan satu pegiat. Padahal, kesenian terdapat tetabuhan dan tembang tersebut menjadi khazanah kebudayaan asli Blora.

 

Ancaman punah kian terasa, apalagi tidak banyak anak muda menggeluti kesenian tersebut. ‘’Mungkin generasi sekarang mudah bosan menonton pertunjukan seni. Apalagi bukan dari zamannya,’’ tutur Dalhar Muhammadun.

 

Dia mengatakan, kesenian kentrung terancam punah karena jarang dipentaskan. Padahal, kesenian ini memiliki ciri khas pementasannya terdapat tembang berisi cerita, sindiran atau kritik dilantunkan perseorangan dengan menabuh kentrung tersebut.

- Advertisement -

 

Hanya, perkembangan zaman menggerus kebudayaan dianggap masyarakat sudah ketinggalan zaman. Menurutnya, pementasan kentrung menarik di awal, tapi terkesan monoton jika memasuki durasi yang lama.

 

Dalhar berharap perlu kepeduan dan pengoptimalan kesenian tersebut. Pihaknya beberapa kali mengundang seniman kentrung pentas. Dan berharap semuanya memberi ruang-ruang pementasan seniman kentrung. Muaranya melestarikan kesenian kentrung Blora agar terjaga.

 

DKB, menurut dia, berupaya adanya keprihatinan dari pemerintah untuk peduli seni kentrung ini. Serta, menggaetkan komunitas seni lainnya berkolaborasi dengan kesenian kentrung tersebut. ‘’Kami menyuarakan kebudayaan-kebudayaan mulai goyah dari peredarannya,’’ jelasnya. Adapun, satu seniman kentrung tersebut kini mencoba memberikan warisan kesenian tersebut kepada keturunannya.

 

Sebelumnya, DKB gelar rapat membangkitkan komunitas, paguyuban ataupun pekerja seni kurang mendapatkan perhatian. Selain kentrung, ancaman punah juga wayang krucil. Ternyata sama-sama jarang dipentaskan. (hul/rij)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

Ingin Jadi Akuntan

Sudah Terima Nama 623 CJH

Tayub Blora Masih Eksis


/