BLORA, Radar Bojonegoro – Stunting menjadi perhatian serius Pemkab Blora. Itu karena angka stunting 2022 lalu mengalami kenaikan 4,3 persen dari tahun sebelumnya. Bupati Arief Rohman mengajak semua pihak berperan serta mencegah terjadinya stunting.
‘’Blora itu kaya akan sapinya. Saya harap semua pihak termasuk peran orang tua memperhatikan gizi yang diperoleh anak agar cukup dalam proses perkembangannya,’’ ungkap Arief.
Hasil survei status gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Blora 25,8 persen. Naik 4,3 persen dari tahun sebelumnya yang hanya 21,5 persen.
Arief mengatakan, pemerintah dan pihak terkait akan fokus mencegah stunting. Sebab, stunting merupakan masalah yang serius dalam menghambat tumbuh kembang anak. Tidak hanya fisik namun juga perkembangan otaknya.
Dia menyayangkan masih tingginya angka stunting itu. Sebab, Blora kaya akan sektor hewani yang merupakan sumber protein. Salah satunya populasi sapi yang cukup banyak di Blora. Mencegah stunting juga termasuk mewujudukan Sesarengan Mbangun Blora.
Ketua Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Blora Dicky Nurwahyu Febrianto mengatakan, pihaknya setuju dengan ajakan bupati mencegah stunting. Pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dalam hal mengaudit permasalahan stunting yang ada di Blora. Salah satunya dengan cara melakukan peran pendampingan di setiap titik fasilitas umum. Seperti Puskesmas dan Rumah Sakit.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga akan selalu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi. Khususnya, peran orang tua dalam tumbuh kembang anak.
Terpisah, Wakil Bupati Kabupaten Blora Tri Yuli Setyowati dalam Hari Pers Nasional (HPN) di Pendopo Pemkab 9 Februari lalu menyampaikan bahwa sektor yang perlu dibenahi di Blora adalah permasalahan kemiskinan, stunting, dan sosial. (hul/zim)