BLORA, Radar Bojonegoro – Negoisasi Pemkab Blora dengan pihak maskapai terus berjalan. Pihak maskapai meminta pemkab setempat untuk memastikan ketersedian penumpang mengisi seat kursi pesawat. Dimungkinkan harga tiket Rp 1,4 juta untuk 35 seat dan 17 seat lain bisa Rp 900 ribu.
Sekretaris Daerah (Sekda) Blora Komang Gede Irawadi menjelaskan, pemkab sedang membahas beberapa negosiasi dengan maskapai Citilink agar kembali terbang di Bandara Ngloram-Halim Perdana Kususma -Jakarta.
Terutama permintaan pengisian kursi penumpang pesawat dari maskapai.
‘’Permintaan mereka (Maskapai) seat kursi penumpang harus dipesan, saat ini masih kami bahas,” ujarnya kemarin (13/11).
Komang mengungkapkan, pemenuhan kursi pesawat tersebut direncanakan diisi perjalanan dinas pemda dan pegawai AKA Migas Cepu. Namun, untuk perjalanan dinas pemda kemungkinan hanya sebagai pemantik agar pangsa pasar penumpang pesawat tumbuh.
“Mungkin dalam rangka membentuk pasar bisa, tapi untuk kelanjutannya tidak bisa,” paparnya.
Dalam negosiasi tersebut, kata Komang, juga membahas terkait harga tiket pesawat yang bisa dijamah kantong masyarakat. Sebelumnya Wings Air menetapkan tiket Rp 1,8 juta dengan penerbanagan Ngloram-Pondok Cabe.
Sedangkan dengan maskapai Citilink diperkirakan Rp 1,4 juta dengan ketentuan terisi 35 seat, dan untuk 17 tempat duduk setelannya bisa turun Rp 900 ribu.
“Dibanding dengan Citilink Rp 1,4 meminta diisi 35 tempat duduk, tapi 17 yang lain bisa turun Rp 900 atau Rp 1 juta lebih sedikit,” terangnya.
Ia menjelaskan, jadwal penerbangan seminggu dua kali, yakni Senin dan Jumat. Namun, beberapa opsi juga bisa diambil yakni Rabu dan Jumat. Pihaknya saat ini masih mengupayakan pasar transportasi udara tersebut tumbuh. “Mudah-mudahan kalau tidak ada halangan bisa segera (bandara beraktivitas lagi),” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Dewandaru Ariadi Widiawan mengatakan, saat ini masih menunggu hasil kerjasama antara pemda dengan pihak maskapai. Menurutnya, migas bisa menjadi sektor yang bisa dimaksimalkan untuk mendorong penumpang dan skema pasar penumpang pesawat bandara Ngloram.
“Masih menunggu kepastian pola kerja sama antara pemkab dan maskapai,” terangnya. (luk/msu)