- Advertisement -
BLORA, Radar Bojonegoro – Sekitar 35 mahasiswa demonstrasi di depan gedung DPRD kemarin (13/4). Namun, aspirasi mereka suarakan tidak ada satupun anggota DPRD yang menemui. Ternyata, para legislator sedang kunjungan kerja (kunker) luar kota.
“Kami menyayangkan para DPRD sebagai wakil rakyat tidak ada satupun yang menemui,” kata Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Blora Nur Kholis Majid.
Kholis mengatakan, kekecewaan terhadap DPRD, karena surat telah dikirim sebelum aksi berlangsung. Bahkan, yang menemui pihak sekretaris dewan (sekwan). Alasan DPRD tidak hadir karena sedang berada di luar kota. “Alasan klasik, masak semua anggota DPRD di luar kota. Kenapa tadi tidak ada inisiatif melalui video call kalau memang di luar kota,” keluhnya.
- Advertisement -
Terkait janji DPRD melalui Sekwan untuk menerima aspirasi pada Jumat (15/4), pihaknya akan mempertimbangkan melakukan pertemuan.
Selama aksi, mahasiswa PMII membawa tulisan-tulisan sarkas. Beberapa tuntutan dilayangkan berkaitan isu daerah seperti percepatan pembangunan infrastruktur, transparansi anggaran, pengangguran, dan program beasiswa.
“Kami menuntut agar pembangunan infrastruktur direalisasikan secepatnya oleh pemerintah daerah,” jelasnya.
Menurut Kholis masih banyak sarjana saat ini berstatus pengangguran. Adanya program beasiswa satu desa dua sarjana, pihaknya menuntut keberimbangan antara program dengan nasib para lulusan sarjana.
Sedangkan tututan merespons isu nasional yakni mengusut tuntas permasalahan minyak goreng. Ditengarai ada permainan kartel dan pengusaha besar. Selanjutnya, menuntut keadilan peraturan perpajakan dan juga menolak wacana kenaikan pertalite dan elpiji 3 kilogram. (luk/rij)
BLORA, Radar Bojonegoro – Sekitar 35 mahasiswa demonstrasi di depan gedung DPRD kemarin (13/4). Namun, aspirasi mereka suarakan tidak ada satupun anggota DPRD yang menemui. Ternyata, para legislator sedang kunjungan kerja (kunker) luar kota.
“Kami menyayangkan para DPRD sebagai wakil rakyat tidak ada satupun yang menemui,” kata Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Blora Nur Kholis Majid.
Kholis mengatakan, kekecewaan terhadap DPRD, karena surat telah dikirim sebelum aksi berlangsung. Bahkan, yang menemui pihak sekretaris dewan (sekwan). Alasan DPRD tidak hadir karena sedang berada di luar kota. “Alasan klasik, masak semua anggota DPRD di luar kota. Kenapa tadi tidak ada inisiatif melalui video call kalau memang di luar kota,” keluhnya.
- Advertisement -
Terkait janji DPRD melalui Sekwan untuk menerima aspirasi pada Jumat (15/4), pihaknya akan mempertimbangkan melakukan pertemuan.
Selama aksi, mahasiswa PMII membawa tulisan-tulisan sarkas. Beberapa tuntutan dilayangkan berkaitan isu daerah seperti percepatan pembangunan infrastruktur, transparansi anggaran, pengangguran, dan program beasiswa.
“Kami menuntut agar pembangunan infrastruktur direalisasikan secepatnya oleh pemerintah daerah,” jelasnya.
Menurut Kholis masih banyak sarjana saat ini berstatus pengangguran. Adanya program beasiswa satu desa dua sarjana, pihaknya menuntut keberimbangan antara program dengan nasib para lulusan sarjana.
Sedangkan tututan merespons isu nasional yakni mengusut tuntas permasalahan minyak goreng. Ditengarai ada permainan kartel dan pengusaha besar. Selanjutnya, menuntut keadilan peraturan perpajakan dan juga menolak wacana kenaikan pertalite dan elpiji 3 kilogram. (luk/rij)