BLORA – Satreskoba Polres Blora memetakan transaksi peredaran narkoba. Diprediksi sudah 81 persen wilayah Blora, terindakasi narkoba. Tentu, ini menjadi alarm semua pihak agar terlibat pencegahan peredaran narkoba.Kasatreskoba Polres Blora AKP Suparlan mengatakan, perkembangan narkoba saat ini cukup pesat. Setiap tahun perkembangannya tren meningkat. Seperti pada 2015 ada 5 kasus dengan 10 orang tersangka. Pada 2016 ada 17 kasus dengan 34 tersangka. Pada 2017 ada 17 kasus dengan 19 tersangka. Sedangkan, 2018 sampai Februari ini, ada 5 kasus dengan 6 tersangka.
Perkembangan narkoba ini, kata Suparlan, perlunya penanggulangan dampak serta bahaya narkoba. Serta, perlu adanya kesinambungan berbagai unsur komponen masyarakat. ‘’Jangan sampai barang haram tersebut meracuni keluarga dan lingkungan sekitar,” ujarnya.
Andi Srihadi, penyuluh Badan Narkotika Nasional (BNN) Jawa Tengah mengatakan, saat ini narkoba menjadi ancaman bangsa. Jika tidak dicegah bisa berdampak generasi akan datang. Karena diperkirakan pada 2045 akan terjadi krisis energi. Dan, diprediksi Indonesia akan menjadi lima kekuatan perang terbesar di dunia dengan sumber daya alam (SDA).
Dan, perlu waspadai kekuatan akan menghancurkan Indonesia dengan menguasai kekayaan alamnya. “Ancaman itu jelas di antaranya adalah narkoba,” tandasnya. Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Blora Ahmad Nur Hidayat mengatakan, perlunya memberikan pemahaman dampak dan bahaya narkoba semua kalangan. Terutama kalangan pelajar dan pemuda. ‘’Meski kotanya kecil tetapi narkoba sudah mulai marak dan merambah di Blora,” ujarnya. ‘’Khususnya anak-anak kita semua, perlu adanya perhatikan dan kewaspadaan ekstra. Salah pergaulan sedikit saja dapat terjerumus,” lanjut dia.