25.5 C
Bojonegoro
Thursday, March 23, 2023

Khawatir Terjadi Penimbunan

Toko Sembako Mulai Dibatasi Stok Minyakita

- Advertisement -

BLORA, Radar Bojonegoro – Peredaran minyak goreng Minyakita mulai dibatasi di toko-toko sembako di Blora. Khawatir terjadi penimbunan yang memicu harga minyak goreng melonjak. Masyarakat berburu minyak kemasan tersebut karena harga rendah dan dianggap subsidi.

Kepala Dinas Perdagangan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Dindagkop UKM) Kiswoyo melalui Kabid Perdagangan Siti Mas’amah mengatakan, Minyakita bukan subsidi, tapi termasuk minyak diatur dalam domestic market obligation (DMO).

Sebab, dalam produksinya minyak tersebut tidak menggunakan dana APBN. Diketahui distribusi Minyakita sejumlah 300 hingga 450 karton per harinya. Serta, menurut Siti, kemasan Minyakita lebih higienis dan menarik. Serta harga rendah menjadi alasan masyarakat berburu Minyakita.

Sunardi salah satu karyawan Toko Morodadi mengatakan, pembelian Minyakita kini dibatasi karena khawatir terjadi penimbunan kebutuhan pokok. Menurutnya stok didapat tokonya 10-20 karton saja per harinya.

Pembelian pelanggan dibatasi 1 karton, karena kebanyakan dijual lagi. ‘’Kami khawatir nanti kesulitan mencari minyak goreng seperti di awal 2022 lalu,’’ tuturnya.

- Advertisement -

Ia menjelaskan, masyarakat lebih memilih minyak goreng bersubsidi daripada minyak curah. Hanya, pihaknya fokus stok minyak curah mengatasi kekurangan stok. Perbedaan harga menjadi pertimbangan pembeli. Sebab, harga minyak curah Rp14.500 per kilogram, sedangkan Minyakita harganya Rp14.000 per liter.

Muhammad Eko salah satu pembeli mengatakan, banyak masyarakat menganggap Minyakita merupakan subsidi sehingga berburu. Menurutnya, sebagai pembeli ia setuju kebijakan penjual membatasi pembelian minyak tersebut.

‘’Nanti kalau minyak mahal, yang rugi ya masyarakat biasa seperti saya,’’ ujarnya. (hul/rij)

BLORA, Radar Bojonegoro – Peredaran minyak goreng Minyakita mulai dibatasi di toko-toko sembako di Blora. Khawatir terjadi penimbunan yang memicu harga minyak goreng melonjak. Masyarakat berburu minyak kemasan tersebut karena harga rendah dan dianggap subsidi.

Kepala Dinas Perdagangan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Dindagkop UKM) Kiswoyo melalui Kabid Perdagangan Siti Mas’amah mengatakan, Minyakita bukan subsidi, tapi termasuk minyak diatur dalam domestic market obligation (DMO).

Sebab, dalam produksinya minyak tersebut tidak menggunakan dana APBN. Diketahui distribusi Minyakita sejumlah 300 hingga 450 karton per harinya. Serta, menurut Siti, kemasan Minyakita lebih higienis dan menarik. Serta harga rendah menjadi alasan masyarakat berburu Minyakita.

Sunardi salah satu karyawan Toko Morodadi mengatakan, pembelian Minyakita kini dibatasi karena khawatir terjadi penimbunan kebutuhan pokok. Menurutnya stok didapat tokonya 10-20 karton saja per harinya.

Pembelian pelanggan dibatasi 1 karton, karena kebanyakan dijual lagi. ‘’Kami khawatir nanti kesulitan mencari minyak goreng seperti di awal 2022 lalu,’’ tuturnya.

- Advertisement -

Ia menjelaskan, masyarakat lebih memilih minyak goreng bersubsidi daripada minyak curah. Hanya, pihaknya fokus stok minyak curah mengatasi kekurangan stok. Perbedaan harga menjadi pertimbangan pembeli. Sebab, harga minyak curah Rp14.500 per kilogram, sedangkan Minyakita harganya Rp14.000 per liter.

Muhammad Eko salah satu pembeli mengatakan, banyak masyarakat menganggap Minyakita merupakan subsidi sehingga berburu. Menurutnya, sebagai pembeli ia setuju kebijakan penjual membatasi pembelian minyak tersebut.

‘’Nanti kalau minyak mahal, yang rugi ya masyarakat biasa seperti saya,’’ ujarnya. (hul/rij)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

Suka Mewarnai Pemandangan

Terungkap saat Disel Dijual di FB

Amankan Dua Motor tak Standar

Pikap v Motor, Bapak – Anak Tewas


/