- Advertisement -
BLORA, Radar Bojonegoro – Potensi perkebunan buah di Blora cukup besar. Seperti buah jeruk di Desa Tanggel, Kecamatan Randublatung. Kemudian sawo organik di Desa Bangowan, Kecamatan Jiken. Juga kelengkeng dan durian di Kecamatan Tunjungan. Sehingga perlu upaya pengembangan.
Wakil Bupati (Wabup) Blora Arief Rohman saat mengunjungi perkebunan jeruk di Desa Tanggel menyatakan, harus ada pengelolaan yang bagus untuk perkebunan buah di Blora. Seperti buah jeruk di Desa Tanggel. Selain dijual, juga harus ada pengolahan agar bisa meningkatkan nilai ekonominya. Khususnya untuk yang kualitas menengah ke bawah. ’’Pengolahan pasca panennya nanti kita carikan solusi,’’ ujarnya kemarin (8/8).
Arief minta kepala desa setempat untuk mengumpulkan ibu-ibu yang memiliki ketertarikan dan semangat melakukan pengolahan pasca panen. ’’Kita wadahi dalam BUMDes,’’ tuturnya.
Seorang petani jeruk, Mujiyat mengungkapkan, rata-rata pohon jeruk di desanya menghasilkan 10 sampai 15 kilogram (kg) per pohon. Grade (kualitas) A harganya Rp 8 ribu per kg. Sedangkan grade terendah Rp 4 ribu per kg. ’’Banyak tengkulak yang datang membeli langsung ke petani,’’ ungkapnya.
Dia menambahkan, jeruk di desanya berbuah kecil. Namun rasanya manis.
BLORA, Radar Bojonegoro – Potensi perkebunan buah di Blora cukup besar. Seperti buah jeruk di Desa Tanggel, Kecamatan Randublatung. Kemudian sawo organik di Desa Bangowan, Kecamatan Jiken. Juga kelengkeng dan durian di Kecamatan Tunjungan. Sehingga perlu upaya pengembangan.
Wakil Bupati (Wabup) Blora Arief Rohman saat mengunjungi perkebunan jeruk di Desa Tanggel menyatakan, harus ada pengelolaan yang bagus untuk perkebunan buah di Blora. Seperti buah jeruk di Desa Tanggel. Selain dijual, juga harus ada pengolahan agar bisa meningkatkan nilai ekonominya. Khususnya untuk yang kualitas menengah ke bawah. ’’Pengolahan pasca panennya nanti kita carikan solusi,’’ ujarnya kemarin (8/8).
Arief minta kepala desa setempat untuk mengumpulkan ibu-ibu yang memiliki ketertarikan dan semangat melakukan pengolahan pasca panen. ’’Kita wadahi dalam BUMDes,’’ tuturnya.
Seorang petani jeruk, Mujiyat mengungkapkan, rata-rata pohon jeruk di desanya menghasilkan 10 sampai 15 kilogram (kg) per pohon. Grade (kualitas) A harganya Rp 8 ribu per kg. Sedangkan grade terendah Rp 4 ribu per kg. ’’Banyak tengkulak yang datang membeli langsung ke petani,’’ ungkapnya.
Dia menambahkan, jeruk di desanya berbuah kecil. Namun rasanya manis.